• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Investor Global Ingatkan Indonesia, Omnibus Law Ancam Degradasi Hutan

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
October 6, 2020
in Sains & Lingkungan
2 min read
0
Jutaan Hektare Lahan Perkebunan Sawit di Indonesia Bermasalah

Hutan Lindung dibabat untuk perkebunan Kelapa Sawit. Foto : Greenpeace

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja yang baru saja disahkan oleh DPR bersama pemerintah Indonesia memantik reaksi dari kalangan investor global.

Pasalnya, Omnibus Law itu mengancam degradasi hutan tropis besar-besaran di negeri itu.

Ada 35 investor global yang mengelola aset senilai USD4,1 triliun menyatakan keprihatinan melalui sebuah surat. Para investor itu termasuk Aviva Investors, Legal & General Investment Management, Church of England Pensions Board, manajer aset yang berbasis di Belanda Robeco dan manajer aset terbesar di Jepang Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.

RelatedPosts

KONSERVASI PESISIR: Indonesia Tanam 2,9 Juta Batang Mangrove

Dunia Menghadapi Bencana Kenaikan Suhu Terpanas Abad ini

Para Ilmuwan Temukan Planet Seperti Bumi di Galaksi

Indonesia Raih 8 Medali di Olimpiade Sains Internasional

Tercemar Limbah, Saluran Air di Singapura Berubah Warna dan Banyak Ikan Mati

“Meskipun kami menyadari perlunya reformasi hukum bisnis di Indonesia, kami memiliki kekhawatiran tentang dampak negatif dari langkah-langkah perlindungan lingkungan tertentu yang dipengaruhi oleh Omnibus Law ini,” kata Peter van der Werf, Engagement Specialist di Robeco Asset Management, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Bangkok Post, Selasa (6/10/2020).

Menurut pemerintah Indonesia, RUU ini diperlukan untuk memperbaiki iklim investasi dan merampingkan peraturan di sektor ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu. Dengan koalisi Presiden Joko Widodo menguasai 74 persen kursi, mudah saja bagi RUU ini untuk lolos.

Namun, para investor mengatakan khawatir RUU tersebut dapat menghambat upaya untuk melindungi hutan Indonesia, yang pada gilirannya akan merusak upaya global untuk mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati dan memperlambat perubahan iklim.

“Sementara perubahan peraturan yang diusulkan bertujuan untuk meningkatkan investasi asing, peraturan itu berisiko melanggar standar praktik terbaik internasional yang dimaksudkan untuk mencegah konsekuensi berbahaya yang tidak diinginkan dari kegiatan bisnis yang dapat menghalangi investor dari pasar Indonesia,” demikian pernyataan para investor itu.

Dengan kekhawatiran atas kerusakan lingkungan yang meningkat dalam agenda investor, beberapa manajer aset mulai mengambil sikap yang lebih terbuka untuk mencoba membujuk pemerintah di negara berkembang agar berbuat lebih banyak untuk melindungi alam.

Dalam intervensi serupa pada Juli lalu, 29 investor yang mengelola USD4,6 triliun menulis kepada kedutaan besar Brasil untuk menuntut pertemuan guna menyerukan kepada pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro untuk menghentikan melonjaknya deforestasi di hutan hujan Amazon. (ATN)

Tags: BiodiversityClimate ChangeClimate CrisisDegradasi HutanKeanekaragaman HayatiPerubahan Iklim
Previous Post

China Manfaatkan Klaim Nine Dash Line untuk Kuras Ikan di Laut Asia Tenggara

Next Post

AirAsia Stop Pendanaan Operasional di India

Related Posts

KONSERVASI PESISIR: Indonesia Tanam 2,9 Juta Batang Mangrove
Sains & Lingkungan

KONSERVASI PESISIR: Indonesia Tanam 2,9 Juta Batang Mangrove

January 17, 2021
Pemanasan Global Capai Suhu Tertinggi, Waspadai Risiko Bencana
Sains & Lingkungan

Dunia Menghadapi Bencana Kenaikan Suhu Terpanas Abad ini

January 16, 2021
Tekan Emisi Karbon, Jepang Mulai Kembangkan Konsep Perkotaan Baru
Energi Hijau

Tekan Emisi Karbon, Jepang Mulai Kembangkan Konsep Perkotaan Baru

January 15, 2021
Selandia Baru, Habitat Baru Paus Biru Antartika Saat Migrasi di Musim Dingin
Sains & Lingkungan

Selandia Baru, Habitat Baru Paus Biru Antartika Saat Migrasi di Musim Dingin

January 14, 2021
Pemerintah Indonesia Hentikan Pemberian Izin Baru Hutan Primer dan Lahan Gambut
Sains & Lingkungan

Mewaspadai Hari-hari Terakhir Hutan di Planet Bumi

January 13, 2021
China Hasilkan Emisi Karbon Dioksida Sebanyak 319 Juta Ton pada 2019
Sains & Lingkungan

Asia dan Afrika Catat Kematian Paling Terbesar di Dunia Akibat Polusi Udara

January 11, 2021
Next Post
Maskapai AirAsia Mulai Layani Penerbangan Pada 7 Mei

AirAsia Stop Pendanaan Operasional di India

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Bangga Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Juara Thailand Open 2021
  • Gempa Sulbar : Korban Jiwa Bertambah Jadi 73 Orang
  • Singapura Kirim Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air di Indonesia
  • Banjir Lumpuhkan Kalimantan Selatan, 10 Kabupaten/Kota Terdampak
  • Rudal Balistik Iran Nyaris Menghujam Kapal Induk AS di Samudera Hindia
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.