ASIATODAY.ID, JAKARTA – Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja yang baru saja disahkan oleh DPR bersama pemerintah Indonesia memantik reaksi dari kalangan investor global.
Pasalnya, Omnibus Law itu mengancam degradasi hutan tropis besar-besaran di negeri itu.
Ada 35 investor global yang mengelola aset senilai USD4,1 triliun menyatakan keprihatinan melalui sebuah surat. Para investor itu termasuk Aviva Investors, Legal & General Investment Management, Church of England Pensions Board, manajer aset yang berbasis di Belanda Robeco dan manajer aset terbesar di Jepang Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.
“Meskipun kami menyadari perlunya reformasi hukum bisnis di Indonesia, kami memiliki kekhawatiran tentang dampak negatif dari langkah-langkah perlindungan lingkungan tertentu yang dipengaruhi oleh Omnibus Law ini,” kata Peter van der Werf, Engagement Specialist di Robeco Asset Management, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Bangkok Post, Selasa (6/10/2020).
Menurut pemerintah Indonesia, RUU ini diperlukan untuk memperbaiki iklim investasi dan merampingkan peraturan di sektor ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu. Dengan koalisi Presiden Joko Widodo menguasai 74 persen kursi, mudah saja bagi RUU ini untuk lolos.
Namun, para investor mengatakan khawatir RUU tersebut dapat menghambat upaya untuk melindungi hutan Indonesia, yang pada gilirannya akan merusak upaya global untuk mengatasi hilangnya keanekaragaman hayati dan memperlambat perubahan iklim.
“Sementara perubahan peraturan yang diusulkan bertujuan untuk meningkatkan investasi asing, peraturan itu berisiko melanggar standar praktik terbaik internasional yang dimaksudkan untuk mencegah konsekuensi berbahaya yang tidak diinginkan dari kegiatan bisnis yang dapat menghalangi investor dari pasar Indonesia,” demikian pernyataan para investor itu.
Dengan kekhawatiran atas kerusakan lingkungan yang meningkat dalam agenda investor, beberapa manajer aset mulai mengambil sikap yang lebih terbuka untuk mencoba membujuk pemerintah di negara berkembang agar berbuat lebih banyak untuk melindungi alam.
Dalam intervensi serupa pada Juli lalu, 29 investor yang mengelola USD4,6 triliun menulis kepada kedutaan besar Brasil untuk menuntut pertemuan guna menyerukan kepada pemerintah sayap kanan Presiden Jair Bolsonaro untuk menghentikan melonjaknya deforestasi di hutan hujan Amazon. (ATN)
Discussion about this post