ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kalangan investor di Jepang meminta Pemerintah Indonesia serius membenahi iklim investasi. Pasalnya, problem domestik di tanah air menyebabkan kalangan investor kehilangan kepercayaan dan meragukan reputasi Indonesia.
Setidaknya hal itulah yang mengemuka saat anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Rizal Calvary Marimbo bertemu dengan Direktur Eksekutif Japan Indonesia Association (Japinda) Norio Yamazaki di Tokyo, Jepang, Kamis (14/11/2019)
“Saya banyak mendengar keluhan pengusaha Jepang. Memang ada luka batin mendalam. Ada kekecewaan dan ketidakpercayaan, sebab mereka terlanjur cinta Indonesia,” terang Rizal melalui keterangannya resminya, yang diterima Sabtu (16/11/2019).
Rizal mengungkapkan, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah menangkap kekecewaan investor Jepang ini. Oleh sebab itu, Bahlil langsung mengundang dan bertemu Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Senin (11/11/2019) lalu di Kantor BKPM di Jakarta.
Tak cukup dengan pertemuan di Indonesia, Rizal juga bertolak ke Jepang, menemui sejumlah pihak terkait, utamanya para pelaku usaha untuk meyakinkan dan menegaskan bahwa Kepala BKPM serius menata iklim investasi di Indonesia termasuk mengembalikan kepercayaan Jepang.
“Pesan Kepala BKPM, bahwa Indonesia sangat serius mengembalikan kepercayaan Jepang. Itu yang kami sampaikan tadi ke perwakilan para pengusaha,” ujar Rizal.
Untuk mempercepat pulihnya kepercayaan berinvestasi di Indonesia, para investor di Jepang berharap agar Kepala BKPM segera berkunjung ke Jepang.
“Para investor ingin sekali mendengarkan langsung terobosan-terobosan Kepala BKPM baru. Mereka melihat ada harapan baru sebab kebijakan Kepala BKPM yang paling ditunggu adalah memperbaiki iklim investasi domestik,” kata Rizal.
Menurut Rizal, pemerintah juga akan mempercepat beberapa proyek investasi atau pinjaman secara B-to-B di kedua negara. Dikatakan, ada ratusan juta dolar yang Jepang siapkan untuk masuk ke Indonesia dalam waktu dekat bila pemerintah cukup cepat menindaklanjutnya.
Permintaan Kepala BKPM ini guna menindaklanjuti hasil pembicaraan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) di Bangkok, Thailand belum lama ini.
Sebagaimana diketahui, dalam kesempatan itu, kedua pemimpin membahas peningkatan investasi, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Tanah Air.
Jepang merupakan investor nomor dua terbesar di Indonesia setelah Singapura. Akumulasi investasi Jepang di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir sebesar US$ 31 miliar. Kontribusi perusahaan Jepang atas ekspor di Indonesia meningkat dari 18,1 persen menjadi 24,4 persen atas nilai ekspor Indonesia.
“Kepala BKPM melihat masih terbuka ruang yang luas bagi Jepang mendatangkan investasi berbasis ekspor ke Indonesia,” ujar Rizal.
Realisasi investasi PMA (Penanaman Modal Asing) asal Jepang periode Januari-September 2019 sebagian besar di Sektor Ketenagalistrikan dan Gas 58,1 persen, disusul Otomotif dan Transportasi sebesar 13,7 persen; Perumahan dan Kawasan Industri serta Perkantoran 12,6 persen ; Industri Karet dan Plastik 2,9 persen; dan Sektor Lainnya sebesar 5,3 persen.
Namun secara negara tujuan, investasi Jepang tak lagi menempatkan Indonesia diperingkat pertama. Investasi terbesar Jepang telah beralih ke Amerika Serikat, India, China. Sedikit lagi Indonesia digeser Vietnam dan Thailand. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post