ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Jepang tengah berupaya memperluas kerjasama dengan Negara-negara di Asia melalui Asian Japan Investing for the Future Initiative (AJIF). Salah satu yang menjadi prioritas Jepang adalah Indonesia.
Dalam kerangka itu, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang, Kōichi Hagiuda mengunjungi Indonesia untuk bertemu dengan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita.
“Kami mengapresiasi kunjungan Kōichi Hagiuda yang menganggap Indonesia sebagai salah satu mitra dagang utama Jepang,” kata Menperin Agus di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Saat ini, sejumlah kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang sudah terjalin, antara lain Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), yang kini sedang dalam tahap perundingan general review (GR).
“Kemudian juga ada kerja sama the New Manufacturing Industry Development Center (MIDEC),” ujarnya.
Agus menegaskan, Pemerintah Indonesia berterima kasih atas inisiatif yang disampaikan pihak Jepang dan memerlukan waktu untuk pendalaman lebih lanjut.
“Namun demikian, harapannya proposal ini dapat diselaraskan dengan kegiatan yang tercakup dalam program kerja sama di level regional ASEAN,” imbuhnya.
Area kerjasama usulan Jepang tersebut, antara lain terkait diversifikasi rantai pasok, memperkenalkan pengembangan dan pemanfaatan teknologi energi terbarukan dan sistem manajemen energi, serta kerja sama studi kelayakan untuk infrastruktur berkualitas.
Berikutnya, mengenai penerapan teknologi digital di seluruh lapisan masyarakat, dan pengembangan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dalam pemanfaatan teknologi digital. Indonesia juga mengusulkan kerja sama implementasi industri 4.0 dengan Jepang melalui program New MIDEC.
“Kami ingin memastikan agar program kerja sama yang telah berjalan bisa tetap dilaksanakan serta mengembangkan program-program lainnya,” ungkap Agus.
Jepang juga tertarik untuk makin memperkuat kerja sama di sektor industri otomotif. Proyek kerja sama teknis ini akan melibatkan berbagai institusi mitra di Jepang, seperti kerja sama dengan JICA dan METI.
“Kami berharap komitmen Pemerintah Jepang melalui METI untuk menjamin keberlanjutan dan menjaga keselarasan capaian antara proyek tersebut. Selain itu, mendorong peningkatan investasi di sektor industri otomotif untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi tujuan ekspor,” papar Agus.
Industri otomotif merupakan salah satu sektor terpenting dan sebagai kontributor utama terhadap PDB. Saat initerdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dengan menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang.
Total investasi yang telah tertanam mencapai Rp140 triliun, dan memberikan penghidupan kepada 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
“Kami banyak melakukan komunikasi dengan produsen otomotif di Jepang. Mereka masih tetap berkomitmen untuk investasi di Indonesia, termasuk di bidang Electric Vehicle,” ujar Menperin.
Saat ini produk otomotif Indonesia telah berhasil diekspor ke lebih dari 80 negara. Selama Januari-Oktober 2021 tercatat sebanyak 235 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp43 triliun, 79 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp1 triliun, dan 72 juta unit komponen dengan nilai sebesar Rp24 triliun.
Pemerintah menargetkan pada tahun 2025, ekspor kendaraan CBU dapat mencapai 1 juta unit. Ini hanya bisa tercapai apabila semua pihak berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan daya saing produk melalui implementasi industri 4.0, penciptaan iklim usaha yang kondusif melalui harmonisasi dan sinkronisasi regulasi di sektor otomotif.
Public Private Track 1.5
Selain dengan Menteri Perindustrian, Koichi Hagiuda juga bertemu dengan Menteri Koordinator Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Dalam pertamuan tersebut, Menko Airlangga mengajak Pemerintah Jepang untuk bekerja sama dan mendukung inisiatif Indonesia untuk menyukseskan agenda yang tertuang dalam Presidensi G20 Indonesia tahun ini.
Selanjutnya, pertemuan tersebut juga membahas terkait akses perdagangan kedua negara, serta peningkatan kerjasama di kawasan, utamanya dalam forum ASEAN dan negara-negara Indo Pasifik.
Sebagai informasi, total perdagangan Indonesia dan Jepang pada Januari hingga November 2021 adalah senilai USD28,5 miliar, yang berarti 31% lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebesar USD21,7 miliar. Dari sisi investasi, pada Januari hingga September 2021 investasi Jepang ke Indonesia sebesar USD1,7 miliar dalam 6.794 proyek yang menduduki peringkat keempat di antara investor Indonesia lainnya.
Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut, menyambut baik inisiatif usulan kerjasama baru dengan Jepang yaitu Public Private Track 1.5: Japan Indonesia Co-Creation Partnership for Innovative and Sustainable Economic Society.
Melalui forum tersebut kedua negara akan meningkatkan kerjasama dalam rantai pasok regional dan global, pembangunan infrastruktur, ekonomi digital, pengembangan Sumber Daya Manusia, dan industri berkelanjutan yang merupakan prioritas pembangunan Indonesia.
“Indonesia selalu siap untuk bekerja sama dengan Pemerintah Jepang untuk memaksimalkan potensi besar kerja sama kedua negara,” ungkap Menko Airlangga.
Forum bilateral tersebut juga diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempromosikan pengembangan UMKM dan ekonomi digital yang mana UMKM Indonesia telah tumbuh menjadi sektor penopang utama ekonomi dengan kontribusi lebih dari 60% PDB dan menyerap lebih dari 90% tenaga kerja di tahun 2020. Selain itu, sektor lain yang juga sangat penting bagi Indonesia adalah ekonomi digital. Nilai e-commerce Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat hingga USD32 miliar pada tahun 2025 dengan tingkat pertumbuhan tahunan 54%. (ATN)
Discussion about this post