ASIATODAY.ID, YOGYAKARTA – Daerah Istimewa Yogyakarta tengah berpacu untuk mendorong kota gudeg itu sebagai Kota Budaya Dunia.
Untuk mendorong itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan berbagai komunitas bakal menggelar even bertajuk Jogja Cross Culture, pada Sabtu – Minggu, 3-4 Agustus 2019 mendatang.
Event yang akan menghadirkan berbagai atraksi budaya itu, akan dipusatkan di Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Menurut Wakil Wali Kota Yogyakarta sekaligus Ketua Panitia Jogja Cross Culture, Heroe Poerwadi, hadirnya event yang mengusung konsep budaya ini tak lepas dari entitas Kota Yogyakarta yang didaulat sebagai kota budaya. Bahkan, untuk skala nasional belum ada kota lain yang memiliki kedudukan yang sama dengan DIY sebagai kota budaya.
“Kita melihat Kota Yogyakarta memiliki beragam budaya yang tumbuh di masyarakat, dan tidak jarang kita temukan budaya dan seni kerap dipadukan,” terangnya, Selasa (30/7/2019).
Dikatakan hadirnya konsep budaya yang bercampur itu perlu dimaknai sebagai persilangan budaya yang menjadi khasanah di Yogyakarta.
“Di Yogyakarta ternyata kultur ini bisa berkomunikasi sehingga melahirkan beberapa aktivitas perkawinan budaya dan tradisi lokal dengan asing. Inilah yang kita gunakan sebagai tajuk dan menunjukkan bahwa Yogya mempunyai kultur yang lebih luas,” jelasnya.
Dengan banyaknya perkawinan kultur dan budaya ini lantas bukan menjadi alasan untuk menghilangkan budaya asli Yogyakarta.
Menurutnya, kultur asli Yogyakarta juga tetap kuat. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya seniman asli Yogyakarta yang menyuguhkan tradisi dan budaya khas.
“Dalam Jogja Cross Culture seni asli Yogya tetap kita pakai tapi kita juga perlu memunculkan atau memberi ruang bagi persilangan budaya modern saat ini, yang mana budaya ini makin tumbuh dan berkembang,” paparnya.
Ditegaskan, Yogya sebagai ibu kota kebudayaan membuktikan bahwa Yogya bisa menyerap seni budaya dan menjaga seni dan budaya itu. (Lis)
,’;\;\’\’
Discussion about this post