ASIATODAY.ID, JAKARTA – Dua peristiwa besar melanda Iran hampir secara bersamaan.
Kapal perang terbesar milik di Angkatan Laut Iran, Kharg terbakar dan kemudian tenggelam di Teluk Oman di tengah ketegangan negara itu dengan negara Barat dan Israel.
Sementara itu, kebakaran besar juga terjadi tadi malam di kilang minyak yang melayani ibukota Iran, Teheran namun tidak segera jelas apakah ada cedera atau apa yang menyebabkan kebakaran di perusahaan Tondgooyan Petrochemical Co itu.
Laporan kantor berita Fars, Kobaran api terjadi sekitar pukul 02.25 pagi dan petugas pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkannya, namun upaya mereka gagal menyelamatkan kapal Kharg sepanjang 207 meter itu.
Kapal itu digunakan untuk mengangkut kapal dalam jajaran armada Angkatan Laut Iran selain untuk keperluan latihan militer. Media pemerintah melaporkan 400 pelaut dan taruna pelatihan di kapal itu berhasil menyelamatkan diri dari kapal dan sebanyak 33 orang menderita luka-luka sebagaimana dikutip CNA, Kamis (3/6/2021).
Foto-foto yang beredar di media sosial Iran menunjukkan para pelaut yang mengenakan jaket pelampung mengevakuasi kapal saat api berkobar di belakang mereka. Fars merilis video asap hitam tebal yang membubung dari kapal pada Rabu dini hari. Satelit dari Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS yang melacak kebakaran dari luar angkasa mendeteksi kebakaran di dekat wilayah Jask tepat sebelum waktu kebakaran yang dilaporkan oleh Fars.
Pejabat Iran tidak menjelaskan penyebab kebakaran di kapal Kharg, meskipun mereka mengatakan penyelidikan telah dimulai.
Kebakaran kapal perang Kharg mirip serangkaian ledakan misterius yang dimulai pada 2019 yang menargetkan kapal komersial di Teluk Oman.
Angkatan Laut AS menuduh Iran menargetkan kapal-kapal dengan ranjau limpet, bahan peledak berjangka waktu yang biasanya dipasang oleh penyelam ke lambung kapal. Namun, Iran membantahnya, meskipun rekaman Angkatan Laut AS menunjukkan anggota Garda Revolusi mengeluarkan satu ranjau limpet yang tidak meledak dari sebuah kapal.
Serangan itu terjadi di tengah ketegangan yang meningkat antara AS dan Iran setelah Presiden Donald Trump saat itu secara sepihak menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir Teheran dengan negara industri maju.
Pada April tahun lalu, sebuah kapal Iran bernama MV Saviz yang berlabuh selama bertahun-tahun di Laut Merah di lepas pantai Yaman, menjadi sasaran serangan yang diduga dilakukan oleh Israel. (ATN)
Discussion about this post