ASIATODAY.ID, NEW YORK – Harga bitcoin melejit 6 persen menembus kisaran USD55.000 pada Jumat (19/2/2021) sehingga mengukir rekor kapitalisasi pasar USD1 triliun.
Menurut Coin Metrix, harga bitcoin naik 360 persen dalam enam bulan terakhir. Sebelumnya, harga aset kripto ini tidak pernah melewati USD20.000.
Naiknya harga bitcoin diakibatkan oleh perusahaan-perusahaan dan investor besar yang mulai mengadopsi mata uang kripto ini, seperti Bank of New York Mellon, bank tertua di AS.
Tesla juga menukar sebagian kasnya ke bitcoin dan mengatakan akan mulai menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.
“Bitcoin kini menjadi sangat besar hingga dapat menciptakan permintaan sendiri seiring dengan masuknya perusahaan dan institusi ke ranah ini, padahal beberapa bulan lalu mereka tidak mau,” kata analis Deutsche Bank Jim Reid, dikutip dari CNBC, Sabtu (20/2/2021).
“Ironisnya, bitcoin berubah menjadi aset yang kredibel karena kenaikan yang sangat besar akhir-akhir ini dan karena bertambahnya institusi yang ikut membeli bitcoin”.
Kapitalisasi pasar bitcoin berdasarkan kurs bitcoin dikali jumlah bitcoin yang beredar. Kapitalisasi USD1 triliun ini bukan perhitungan yang sempurna. Namun, kapitalisasi ini lebih besar dari Tesla yang memiliki kapitalisasi USD700 miliar, dan setengah dari Apple yang memiliki kapitalisasi USD2 triliun lebih.
Investor pro-bitcoin dan pengusaha pun merayakan kenaikan bitcoin di Twitter.
“Dari kertas putih ke USD1 triliun. #Bitcoin memakan emas hidup-hidup,” kata Cameron Winklevoss dari Gemini.
“RIP bears,” kata Anthony Pompliano, co-founder Morgan Creek Digital Assets, menyindir orang-orang yang pesimistis terhadap bitcoin.
Tidak semua orang yakin bitcoin bakal menjadi aset yang sustainable. Pendiri Citadel Securities Ken Griffin mengatakan tidak tertarik dengan aset kripto.
JPMorgan juga mengatakan reli bitcoin tidak berkelanjutan (unsustainable). (ATN)
Discussion about this post