ASIATODAY.ID, JAKARTA – Laporan Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) per 26 Desember 2021 menempatkan Indonesia berada diperingkat keempat negara dengan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron terbanyak di Asia Tenggara (ASEAN).
Tiga negara ASEAN yang jumlah kasusnya melebihi Indonesia adalah Thailand, Singapura, dan Malaysia.
GISAID merupakan inisiatif global yang didirikan pada 2008, dan selanjutnya menjadi sumber primer yang menyediakan data pemeriksaan genomic virus influenza, termasuk saat ini untuk pandemi Covid-19.
Berdasarkan data GISAID tersebut, per Minggu (26/12/2021), kasus Omicron di Indonesia tercatat 46 kasus. Thailand menjadi negara ASEAN dengan kasus Omicron terbanyak, yakni 205 kasus, disusul Singapura dengan 93 kasus, dan Malaysia 62 kasus.
Selain itu, tiga negara ASEAN lain juga telah melaporkan varian Omicron, yakni Filipina dengan 3 kasus, serta Brunei Darussalam dan Vietnam masing-masing 1 kasus.
Secara global, per 26 Desember 2021 sudah 115 negara yang melaporkan adanya kasus Omicron dengan jumlah kasus sebanyak 184.607 pasien. Jumlah itu meningkat dari pekan sebelumnya yang sebanyak 97 negara dengan jumlah kasus melonjak tiga kali lipat dari sebelumnya 62.342 kasus Omicron.
Dari 115 negara yang telah melapor ke GISAID, Indonesia berada di peringkat ke-41. Peringkat pertama negara dengan kasus Omicron terbanyak adalah Inggris, yakni 114.625 kasus.
Berikutnya berturut-turut adalah Denmark sebanyak 32.877 kasus, Kanada 7.500 kasus, AS 6.530 kasus, dan Norwegia sebanyak 5.240 kasus.
Afrika Selatan yang merupakan negara awal ditemukannya varian Omicron berada di peringkat ke-8 dengan 1.643 kasus. Sedangkan Tiongkok negara awal merebaknya pandemi Covid-19 sejauh ini baru menemukan 4 kasus Omicron dan berada di peringkat ke-88.
Siapkan 16 Ribu Oksigen Generator
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 libur Natal dan Tahun Baru (nataru), pemerintah telah mempersiapkan 16.000 oksigen generator dan 31 oksigen konsentrator.
“Kita persiapkan mudah-mudahan tidak (ada peningkatan kasus Covid-19),” kata Budi saat memberi keterangan pers tentang “Update Penanganan Pandemi Covid-19”, Senin (27/12/2021).
Budi menuturkan, pihaknya akan mempercepat vaksinasi Covid-19 terutama untuk kalangan berisiko yaitu kelompok lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan imunitas terganggu.
“Harus cepat kita lakukan vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron,” ucapnya.
Sementara untuk karantina pelaku perjalanan internasional seperti pekerja migran Indonesia (PMI), Budi menuturkan, pemerintah melalui Badan Penanganan Bencana Nasional (BNPB) juga sudah mempersiapkan isolasi terpusat di masing-masing daerah dan memperketat pintu masuk negara baik itu jalur darat, laut, dan udara.
“Ini kita lihat banyak yang datang dari Malaysia dan itu sudah dihitung jumlahnya sudah dipersiapkan dan memang bedanya sekarang karantina 10 hari. Jadi di awal-awal kemarin ada sedikit kepadatan,” imbuhnya. (ATN)
Discussion about this post