ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Jepang membidik sejumlah peluang investasi di Kepulauan Natuna.
Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Keiichi Ono sepakat bahwa Natuna adalah wilayah kepulauan dengan banyak potensi yang bisa dikembangkan secara berkelanjutan.
Menurut Ono, kerja sama Jepang dan Indonesia di Natuna dapat berupa pembangunan pelabuhan dan pasar ikan, pemberian dukungan teknis untuk nelayan, pengawasan perikanan, pengembangan pariwisata dan kemitraan di sektor energi.
“Kami menyadari bahwa pengembangan Natuna memiliki beberapa rintangan, salah satunya jarak pulau yang cukup jauh dari Jakarta,” terangnya dalam acara bertajuk ‘Engaging Potential Partners on the Sustainable Development of Indonesia’s Outer Islands: The Case of Natuna Islands’ di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin 25 November 2019.
Selain Natuna, Jepang telah menjalin kerja sama dengan Indonesia di beberapa pulau terluar, yakni di Sabang, Moa, Saumlaki, Morotai dan Biak.
Kerja sama Indonesia dan Jepang di Natuna saat ini adalah pembangunan dermaga dan ruangan pendingin (cold storage) di Selat Lampa serta pasar ikan, cold storage dan juga mesin es di kota Ranai.
“Ada juga kapal patroli Jepang yang membantu sektor perikanan di Natuna,” imbuh Ono.
Di bidang pariwisata, Natuna dinilai Jepang memiliki potensi besar dalam olahraga menyelam atau diving. Ini dikarenakan perairan Natuna dipenuhi banyak terumbu karang, atau bahkan kapal karam yang sudah berada di bawah air sejak bertahun-tahun lalu.
“Jepang dapat memberikan pelatihan untuk pemandu penyelam. Kami juga dapat membantu mencarikan beberapa titik ideal untuk menyelam di Natuna,” ucap Wadubes Ono.
Natuna adalah satu dari 111 pulau terluar di Indonesia. Natuna telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada November 2018, dan saat ini sedang diupayakan untuk ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark (UGG). (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post