ASIATODAY.ID, JAKARTA – Rencana kerja sama antara Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco dalam pembangunan proyek Kilang Cilacap hingga kini belum bisa dipastikan.
Pasalnya, perusahaan minyak dan gas (migas) asal Arab Saudi tersebut hingga kini masih melakukan kajian mengenai nilai investasi dan keekonomian kilang tersebut.
Sekretaris PT Pertamina Tajudin Noor berharap kesepakatan dengan Saudi Aramco bisa segera terlaksana.
“Sampai saat ini belum ada keputusan dan masih dikaji oleh Saudi Aramco. Kami masih menunggu hasil kajian-kajian mereka,” jelas Tajudin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2020).
Menurut dia, masih ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Saudi Aramco yang tidak bisa dipaksakan oleh Pertamina. Selain itu masing-masing pihak juga masih membahas manfaat yang diperoleh dalam kerja sama tersebut. Selain itu, pihaknya juga menunggu jika Saudi Aramco membutuhkan adanya perlakuan khusus dari pemerintah atau perseroan.
“Kita sifatnya menunggu dari pihak Saudi. Apakah ada hal yang perlu dibahas, misalnya term of business atau lain-lain seperti toll fee apakah kita sewa atau kerja sama sebagai bagian di dalam atau yang punya ekuitas,” terang Tajudin.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menargetkan penandatanganan perjanjian sewa (leasing agreement) dengan Saudi Aramco bisa dilakukan pada akhir Februari.
Hal ini menyusul Pertamina dan Saudi Aramco telah menyepakati perubahan skema kerja sama dalam pengerjaan Proyek Kilang Cilacap. Proyek tersebut akan dikerjakan dengan skema yang sama yang dipakai di Proyek Kilang Balikpapan, yakni sewa.
Nicke menjelaskan, dalam opsi yang lama menggunakan skema spin off yakni memasukkan nilai aset dari kilang existing di Cilacap ke dalam perhitungan tersebut.
Sementara dalam skema baru, nantinya akan mengeluarkan nilai aset kilang existing dari perhitungan. Perhitungan yang dilakukan hanya berdasarkan kilang yang akan dikerjasamakan untuk dikembangkan (upgrading). Skema baru tersebut mengadopsi skema yang dilakukan di Kilang Balikpapan.
Kilang Cilacap ditargetkan mulai beroperasi pada 2025. Usai upgrading, kapasitas pengolahan minyak mentah Kilang Cilacap akan naik dari 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph.
Selanjutnya, bakal ada tambahan produksi bensin (gasoline) 80 ribu bph, solar 60 ribu bph, dan avtur 40 ribu bph. Produksi bahan bakar naik signifikan lantaran kemampuan kilang mengolah minyak mentah menjadi produk jadi (NCI) naik dari 74 persen menjadi 92-98 persen. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post