ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pers Indonesia, Azyumardi Azra tutup usia pada Minggu (19/9/2022) setelah sempat menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Serdang, Selangor, Malaysia.
Perawatan tersebut dilakukannya setelah Azyumardi mengalami serangan jantung ketika dirinya tengah berada dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Azyumardi rencananya akan menjadi narasumber di kegiatan Angkatan Belia Islam Malaysia. Azyumardi menghembuskan nafas terakhirnya di usia ke 67 tahun. Azyumardi lahir pada 4 Maret 1955 di Lubuk Alung, Sumatera Barat.
Azyumardi lahir sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara. Ayahnya, Azikar, merupakan seorang tukang kayu dan pedagang kopra serta cengkih. Sedangkan Ibu Azyumardi, Ramlah, ada seorang guru agama.
Latar belakang orang tuanya itu lah yang membuat Azyumardi tumbuh di lingkungan keluarga yang agamis. Meskipun lahir dari keluarga dengan kondisi yang serba terbatas, Azyumardi menyebut bahwa ayahnya ingin seluruh anak-anaknya dapat mengeyam pendidikan dengan sebagaimana mestinya.
Azyumardi memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri 01 Lubuk Alung pada 1963. Sekolah pertamanya itu tak jauh dari tempat tinggalnya dan hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan berjalan kaki. Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Padang pada 1969.
Selama meneruskan pendidikannya di PGAN, Azyumardi terus menunjukan kemampuan serta kecerdasannya sebagai seorang pelajarm terutama pada mata pelajaran Matematika. Kecakapannya ini membuat Azyumardi dijuluki sebagai “Pak Karmiyus” yang merupakan guru Matematika di sekolah tersebut.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya itu, Azyumardi akhirnya berkesempatan untuk menuntut ilmu di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta menjadi pilihan akhir bagi Azyumardi. Menurutnya, jika melanjutkan pendidikan di kota besar, dirinya akan berkesempatan untuk menemukan berbagai ilmu pengetahuan serta pengalaman yang lebih luas.
Semasa kuliah, dia dikenal sebagai seorang mahasiswa yang aktif. Azyumardi bahkan menjabat sebagai ketua di dua organisasi yang berbeda, yaitu sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Ciputat.
Pada 1986, Azyumardi berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan S2-nya melalui beasiswa Fulbright Foundation di Universitas Colombia, New York. Dirinya berhasil mendapatkan gelar MA pada 1988 dari Departemen Bahasa-bahasan dan Kebudayaan Timur Tengah.
Perjalanan Karier Azyumardi
Azyumardi melalui perjalanan kariernya dengan menjadi seorang wartawan di majalah Panji Masyarakat (Panjimas) pada 1978 yang kala itu tengah berada di bawah kepimpinan Buya Hamka. Pekerjaan pertamanya ini lah yang membuat Azyumardi berhasil masuk ke dalam berbagai elemen masyarakat.
Selama bekerja sebagai wartawan di Panjimas, Azyumardi juga bertugas di Lembaga Riset Kebudayaan Nasional (LRKN) LIPI pada 1982 hingga 1983. Keterlibatan Azyumardi dalam LIPI yang ternyata membuat dirinya ditarik menjadi tenaga pengajar di Fakultas Tarbiyah pada 1985.
Azyumardi diminta mengajar mata kuliah Filsafat Barat. Namun, Azyumardi harus berhenti dari segala kegiatannya di Indonesia karena mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat pada 1986.
Sembilan tahun berselang, Azyumardi kembali ke tanah air. Setibanya di Indonesia, Azyumardi mendapatkan tawaran sebagai dosen di IAIN Jakarta. Kariernya berkembang pesat, dia akhirnya diangkat menjadi Pembantu Rektor I pada Februari 1997.
Pada 1998, Azyumardi naik jabatan sebagai Rektor IAIN Jakarta. Di bawah pimpinannya, nama IAIN Jakarta resmi diganti menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun Azyumardi menjabat sebagai Rektor UIN hingga tahun 2006. Pada 13 Mei 2022, Azyumardi dipilih sebagai Ketua Dewan Pers periode 2022-2025, menggantikan ketua sebelumnya, yakni Mohammad Nuh.
Adapun keputusan pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pers Indonesia diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomo 14/M/2022. (ATN)
Discussion about this post