ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kinerja Presiden Republik Indonesia Jokowi bersama wakil Presiden Ma’ruf Amin serta kabinetnya berada di bawah ekspektasi publik. Selain itu, di masa pemerintahan Jokowi demokrasi Indonesia terus memburuk.
Hal itu tergambar dari hasil Survey Nasional Lembaga Indikator Politik Indonesia bertajuk “Politik, Demokrasi, dan Pilkada di Era Pandemi” yang dirilis Minggu (25/10/2020).
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi membeberkan, berdasarkan hasil survei, 68 persen responden merasa kurang puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta kabinetnya di masa pandemi Covid-19.
Angka tersebut merupakan hasil telaah lebih mendalam terhadap 36 persen responden yang menilai demokrasi di Indonesia mengalami penurunan dewasa ini.
“Salah satu variabel yang turut menentukan puas tidaknya terhadap kinerja Presiden Jokowi adalah bagaimana presiden meng-handle mereka yang kecewa terhadap performa demokrasi,” jelas Burhanuddin Muhtadi.
Untuk memperbaiki keadaan ini, Presiden Jokowi disarankan untuk lebih merangkul pihak-pihak yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah, misalnya Omnibus Law UU Cipta Kerja dengan cara yang lebih demokratis.
Survei dengan metode random sampling terhadap 1.200 responden pada periode 24-30 September 2020 ini juga mengungkapkan, sebanyak 36 persen responden menilai demokrasi Indonesia menurun, 37 persen menilai sama saja, 17,7 persen menilai meningkat, dan sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
“Pada kelompok 17,7 persen responden yang menilai demokrasi di Indonesia meningkat pun tetap ada yang merasa kurang puas pada kinerja pemerintahan Jokowi. Porsi responden yang merasa kurang puas itu mencapai 11,1 persen,” jelasnya.
Sedangkan pada kelompok yang menilai demokrasi Indonesia sama saja atau tidak berubah, sebanyak 36,6 persen juga mengaku kurang puas dengan kinerja presiden.
Menurut Burhanuddin Muhtadi, kinerja demokrasi di Indonesia memang terus melemah dalam beberapa tahun terakhir, jika didasarkan pada indeks demokrasi Economics Intellegence Unit (EIU) 2019.
Kondisi itu makin buruk karena diperparah pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia pada saat ini.
“Selama enam tahun terakhir, di masa pemerintah Jokowi, rating (EIU) Indonesia drop sekali dalam 3-4 tahun terakhir,” terangnya.
Bahkan, dalam indeks tersebut demokrasi Indonesia termasuk dalam kategori Demokrasi Cacat.
Hal itu disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya politik identitas yang naik dan penurunan kebebasan sipil. (ATN)
Discussion about this post