ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ditengah ketatnya persaingan pasar, Industri gadai di Indonesia masih sangat menjanjikan. Pasalnya, seiring perkembangan teknologi digital, pendapatan industri gadai juga turut berpengaruh. Bahkan, nilai transaksi mencapai triliunan.
Pada semester I/2019, PT Pegadaian (Persero) membukukan keuntungan bersih sebesar Rp1,53 triliun. Nilai pendapatan itu meningkat 11,7% dibandingkan periode yang sama pada 2018 senilai Rp1,37 triliun.
Menurut Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, kenaikan tersebut mengerek aset perusahaan menjadi Rp56,09 triliun, tumbuh 6,25% dibandingkan tahun lalu Rp52,79 triliun. Nilai outstanding loan yang dicapai sepanjang Januari – Juni 2019 mencapai Rp43,6 triuliun, naik 12,66% dibandingkan semester I/2018 Rp38,7 triliun.
Diakui Kuswiyoto, pendapatan terbesar perseron bersumber dari produk pembiayaan jasa gadai. Komposisi bisnis gadai dan non gadai mencapai 85 :15. Saat ini total jumlah nasabah Pegadaian mencapai 12,1 juta nasabah.
“Ini tentu sebuah capaian yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap perseroan sangat besar. Karena itu, kami berkomitmen untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan melalui program digitalisasi yang terus dikembangkan saat ini,” ujar Kuswiyoto, Kamis (1/8/2019).
Dikatakan, dalam rangka mengadaptasi perkembangan teknologi saat ini, perusahaan saat ini terus mengembangkan aplikasi Pegadaian digital sebagai sarana transaksi yang mudah dan cepat. Dengan menggunakan aplikasi ini masyarakat yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk datang ke outlet Pegadaian bisa memanfaatkan aplikasi ini dengan melakukan transaksi yang lebih efisien melalui handphone atau gadget.
“Kami juga terus melakukan sinergi dengan BUMN maupun perusahaan NonBUMN untuk meningkatkan efisiensi dan memperluas pasar. Kami yakin perusahaan yang inovatif, efisien, serta mempunyai pasar yang luas akan survive di era persaingan yang semakin ketat ini,” imbuhnya.
Pegadaian juga semakin agresif melakukan sinergi dengan berbagai pihak baik BUMN, lembaga pemerintah, swasta, maupun asosiasi. Diawali dengan sinergi dengan Himbara dalam mewujudkan transaksi digital, Pegadaian juga melakukan kerjasama dengan Dukcapil untuk akses validitas data kependudukan.
Pegadaian juga menjalin kerjasama ATR-BPN dalam pengembangan produk gadai sertifikat, BPKH untuk pengembangan produk Arrum Haji, serta perusahaan otomotif dan ATPM untuk produk pembiayaan kendaraan bermotor.
Sedangkan untuk pemasaran produk dan keagenan Pegadaian melakukan sinergi dengan BUMN seperti Garuda, ASDP, Jamkrindo, PNM, Askrindo, Balai Pustaka, Pelni, PNRI, RNI, serta asosiasi pengusaha Hipmikindo.
“Dalam waktu dekat, Pegadaian juga akan menjalin sinergi dengan PT SIER, PT PAL, INKA, Barata, PT Garam, BGR, Perum Bulog, PT Antar Surya Media, Alamanda, Batik Jenggala, PT Nusantara Sebelas Medika, dan The Square Ballroom Surabaya,” tandasnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post