ASIATODAY.ID, JAKARTA – Koordinator Urusan Kemanusiaan PBB mengatakan lebih banyak bantuan tiba di Gaza pada hari Minggu dengan menggunakan 14 truk yang melewati persimpangan Rafah dengan Mesir.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apa yang ada di truk tersebut.
Pada hari Sabtu, konvoi awal memasuki Gaza, di mana lebih dari dua juta orang tidak mendapatkan akses terhadap air, makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan penting lainnya akibat konflik yang terjadi saat ini.
Ke-20 truk tersebut membawa barang-barang yang sangat dibutuhkan seperti perbekalan kesehatan, kaleng tuna dan pasta tomat, tepung terigu, serta air minum yang cukup untuk 22.000 orang selama sehari. Ratusan truk lainnya berada di sisi penyeberangan Rafah di Mesir menunggu masuk.
PBB telah meminta agar bantuan terus disalurkan ke Gaza dan agar Hamas melepaskan puluhan sandera yang disandera dalam serangan mematikan mereka ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, yang memicu krisis tersebut.
Israel menanggapinya dengan serangan udara terus-menerus, pengepungan total terhadap Gaza, dan perintah agar masyarakat mengungsi di bagian utara wilayah tersebut.
‘Pahlawan sejati’ membutuhkan perlindungan
Para aktivis kemanusiaan melaporkan bahwa lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi di Gaza, sistem air hanya lima persen dari kapasitas normal, dan rumah sakit kewalahan dan berada di ambang kehancuran.
Gaza sudah berada dalam kondisi kemanusiaan yang mengerikan karena blokade selama bertahun-tahun setelah Hamas mengambil alih kekuasaan pada tahun 2006, dan badan-badan PBB menggambarkan situasi saat ini sebagai “bencana besar”.
Sekitar 406.000 orang berlindung di fasilitas milik UNRWA, badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, yang mengatakan pada hari Minggu bahwa pasokan bahan bakar akan habis dalam tiga hari. Akses kemanusiaan yang aman bagi masyarakat di seluruh Gaza juga penting.
Dalam pernyataannya, Griffiths memuji para pekerja bantuan di sisi perbatasan Palestina yang “segera mengambil tindakan untuk menurunkan barang-barang” dari truk “meskipun ada risikonya.”
Ia menyimpulkan dengan menekankan bahwa “pahlawan sejati” ini juga membutuhkan perlindungan. (UN News)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post