ASIATODAY.ID, JAKARTA – Krisis energi yang terjadi di kawasan Asia mulai meluas. Setelah China, krisis energi kini melanda India.
India menghadapi ancaman krisis energi di tengah menurunnya pasokan batubara ke negara itu yang disebabkan oleh produksi batubara internasional yang turun drastis pada 2021. Krisis ini belum pernah dihadapi negara itu sejak empat tahun terakhir. Batubara menjadi bahan baku energi terbesar untuk negara itu mencapai 70 persen dibandingkan dengan pembangkit lainnya.
Bloomberg melaporkan bahwa perusahaan tambang milik negara Coal India Ltd telah mengerahkan lebih banyak pasokan kepada utilitas domestik. Perusahaan juga mengurangi pengiriman ke konsumen lain termasuk pada pabrik aluminium, semen dan baja.
Di sisi lain untuk mengurangi tekanan krisis, pemerintah India memutuskan untuk membeli batubara Australia yang telah terdampar di pelabuhan China sejak tahun lalu. Bahan bakar tersebut dibeli dengan potongan harga antara US$12 hingga US$15 per ton untuk pengiriman baru dari Australia. Harga ini merupakan yang paling murah untuk batubara thermal dari Negeri Kanguru tersebut.
“Pembuat semen India dan pabrik besi spons termasuk di antara pembeli yang menggunakan pasokan untuk menjembatani kekurangan domestik,” tulis Bloomberg, dikutip Senin (4/10/2021).
Sejumlah perusahaan India telah membeli hampir 2 juta ton batubara termal Australia yang telah disimpan di gudang-gudang di pelabuhan-pelabuhan China.
Selain India, China telah lebih dulu mengalami krisis energi seiring pemulihan ekonomi dan menghidupkan kembali pabrik-pabrik. Pasalnya, pemulihan ini juga menuntut permintaan daya listrik yang lebih tinggi. Meski masih dirundung kekurangan bahan bakar untuk pembangkit, China bersikukuh untuk tidak menggunakan yang telah dikirim Australia ke negara tersebut. Kondisi ini menggambarkan bagaimana ketegangan yang telah terjadi di antara keduanya.
Perselisihan antara China dan Australia telah membuat 70 kapal dan 1.400 pelaut menunggu untuk menurunkan kargo mereka di luar pelabuhan China sejak bulan Januari. Sebagian besar kapal kemudian menurunkan muatannya atau dialihkan ke tujuan lain. (ATN)
Discussion about this post