ASIATODAY.ID, LABUAN BAJO – Rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di hari kedua, Selasa (9/5/2023) dimulai dengan ASEAN Foreign Ministers Meeting yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Dalam pertemuan ini, 10 menteri luar negeri negara anggota ASEAN bersama dengan Sekretaris Jenderal ASEAN duduk bersama untuk mendiskusikan berbagai isu di kawasan.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi mengungkapkan ada empat isu yang dibahas dalam AMM.
Pertama, para menteri luar negeri akan membahas penguatan komunitas ASEAN yang terdiri dari rekomendasi untuk para pemimpin negara dan visi jangka panjang yang akan dituju ASEAN.
“Kita akan mendiskusikan dan merekomendasikan kepada para pemimpin strategi apa yang harus dilakukan untuk membangun fondasi yang kuat untuk masa depan ASEAN,” jelas Retno dalam keterangan tertulisnya seperti yang dikutip oleh Kementerian Luar Negeri pada Selasa siang (9/5/2023).
Kedua, para menteri luar negeri membahas kesiapan negara luar anggota ASEAN untuk mengaksesi traktat kerja sama dan persahabatan (TAC). Diskusi ini merupakan lanjutan dari rekomendasi Senior Officials Meeting di Golo Mori, Senin (8/5/2023) yang menyebut bahwa 3 negara yaitu Saudi Arabia, Panama, dan Spanyol tengah mempersiapkan diri untuk aksesi traktat kerja sama dengan negara anggota ASEAN.
“Setiap tahun ada negara lain yang ingin jadi pihak traktat-traktat tersebut dengan menandatangani instrumen akses. Tadi para senior officials membahas kesiapan beberapa negara lain yang akan aksesi di tahun ini, yang sudah siap Arab Saudi, Panama, dan Spanyol,” jelas Sidharto pada konferensi pers di Hotel Bintang Flores Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Senin malam (8/5/2023).
AMM juga membahas implementasi lima poin konsensus untuk mengatasi konflik di Myanmar. Retno menyebut pembahasan lima poin konsensus tersebut sudah didiskusikan pada makan malam bersama di Senin (8/5/2023).
“Ketiga, untuk menyimpulkan diskusi kami terkait implementasi lima poin konsensus,” ujar Retno.
Isu keempat yang dibahas di AMM adalah implementasi efektif terhadap masa depan ASEAN di kawasan Indo Pasifik. Retno menyebut untuk mengantisipasi tantangan masa depan yang mungkin akan dihadapi ASEAN, maka kesepakatan ASEAN Outlook on the Indo Pacific atau AOIP perlu segera dibahas.
“Tentu saja di masa depan tantangan yang akan dihadapi oleh ASEAN akan lebih besar lagi, termasuk di kawasan Indo Pasifik. Oleh karena itu implementasi AOIP menjadi lebih penting lagi saat ini,” ujar Retno. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post