ASIATODAY.ID, MUNICH – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok Tujuh (G7) di Jerman pada Sabtu (25/6/2022) diwarnai aksi protes ribuan demonstran.
Demonstrasi sekitar 4.000 pengunjuk rasa itu berlangsung disaat G7 yang merupakan kekuatan ekonomi terkemuka bersiap untuk mengadakan pertemuan tahunan di Pegunungan Alpen Bavaria, Jerman.
Agenda KTT di Munich meliputi perang Rusia terhadap Ukraina, perubahan iklim, energi dan krisis ketahanan pangan.
Kantor berita Jerman dpa melaporkan penyelenggara berharap untuk memobilisasi hingga 20.000 pengunjuk rasa di kota Bavaria. Namun mereka kecewa dengan rendahnya jumlah peserta di taman Theresienwiese Munich.
Uwe Hiksch, salah satu penyelenggara protes, mengatakan calon peserta mungkin menganggap tidak pantas untuk menantang negara demokrasi terkaya di dunia selama invasi Rusia ke Ukraina.
“Kami mendapat kesan bahwa banyak orang tidak tenang dengan perang di Ukraina,” kata Hiksch kepada dpa dikutip dari Aljazeera.
Lima belas kelompok yang kritis terhadap globalisasi, dari Attac hingga World Wildlife Fund (WWF), telah meminta orang-orang untuk berpartisipasi dalam demonstrasi. Berbagai tuntutan mereka termasuk penghentian penggunaan bahan bakar fosil, pelestarian keanekaragaman hayati, keadilan sosial, dan upaya yang lebih besar untuk memerangi kelaparan.
“Tuntutan saya untuk G7 adalah bahwa mereka memiliki komitmen yang jelas untuk transisi energi, itu termasuk penghapusan bahan bakar fosil, semua bentuk bahan bakar fosil, paling lambat pada tahun 2035, sehingga kita dapat berhenti membiayai perang dan konflik,” kata Kilian Wolter dari Greenpeace.
Anggota Oxfam berpose pada protes sebelumnya di kota itu dengan mengenakan kepala wajah para pemimpin G7 yang terlalu besar, menuntut lebih banyak kesetaraan global.
“Kami membutuhkan tindakan nyata untuk mengatasi berbagai krisis di zaman kita ini. Artinya G7 harus segera bertindak. Mereka harus memerangi kelaparan, ketidaksetaraan, dan kemiskinan,” kata juru bicara Tobias Hauschild.
Para pemimpin G7 yakni dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang – mulai tiba di Jerman pada hari Sabtu. Agenda KTT G7 mencakup isu-isu seperti perang Rusia di Ukraina, perubahan iklim, energi dan krisis ketahanan pangan yang membayangi.
“Perang brutal Rusia melawan Ukraina juga berdampak di sini,” kata Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam video podcast, merujuk pada kenaikan harga bahan makanan, gas, dan energi.
Scholz mengatakan para pemimpin G7 akan membahas situasi saat ini yang dipicu oleh perang di Ukraina “dan pada saat yang sama memastikan bahwa kita menghentikan perubahan iklim buatan manusia”.
Kanselir akan menyambut para pemimpin di resor Elmau dekat Garmisch-Partenkirchen pada Sabtu malam. KTT G7 akan berlangsung di Elmau Bavaria dari Minggu hingga Selasa.
Setelah pertemuan berakhir, para pemimpin dari 30 negara dalam aliansi NATO kemudian akan berkumpul untuk pertemuan puncak tahunan mereka, yang diadakan Rabu hingga Kamis di Madrid, Spanyol. (ATN)
Discussion about this post