ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Dalam Negeri bersama Komunitas Indonesia Internasional Fashion Art (KADIIFA) & UKM, Pemerintah DKI Jakarta, dan Kamar Dagang & Industri Indonesia akan menggelar Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 bertempat di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada 2-7 September 2023 mendatang.
Ajang ini untuk mengukuhkan eksistensi tenun dan songket sebagai warisan budaya leluhur Nusantara.
Dalam festival ini juga, Presiden Joko Widodo akan ditetapkan menjadi Bapak Pelindung Tenun & Songket Nusantara.
Selain itu, dalam festival nanti akan digelar Pemilihan Putra Putri Tenun & Songket Indonesia 2023, Pameran Tenun Songket Keraton Nusantara, UMKM Expo, serta Konser Budaya & Festival Tari Nusantara.
Prof. Anna Mariana sebagai pelopor Hari Tenun Indonesia menjelaskan alasan di balik pelaksanaan Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023.
“Tahun ini adalah tahun kebangkitan pengusaha UMKM, khususnya perajin tenun. Ini tahun pertama offline setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19. Event akbar ini merupakan permintaan dari para pelaku UMKM yang menjadi binaan KADIITA di 38 provinsi, yang didukung Kementerian Dalam Negeri, serta 20 kementerian terkait, dan pemerintah daerah,” ujar Prof. Anna saat konferensi pers di Gedung BPSDM Kementerian Dalam Negeri RI Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2023).
Tujuan pertama pelaksanaan Festival Tenun Songket Nusantara & UMKM Expo 2023 adalah melindungi warisan kebudayaan tradisional dan melestarikannya.
“Sekaligus menggerakkan sektor industri ekonomi, bukan hanya dalam bentuk seremoni biasa, melainkan ada pengakuan legal terhadap eksistensi tenun dan songket Indonesia,” imbuhnya.
Sebagai referensi, Tenun dan Songket memiliki banyak dimensi dalam kehidupan manusia. Dalam dimensi spiritual, kain tenun alam digunakan sebagai kiswah Ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam sedunia. Tenun dan songket juga memiliki dimensi adat dan budaya, dimensi sejarah, dimensi ekonomi, hingga dimensi kesehatan.
Tenun dan songket dapat ditemui di hampir semua daerah di Nusantara. Banyak sebutan untuk kain tenun seperti tenun ikat, songket, ulos, tapis, tenun gringsing, double ikat, endek, maupun kain ATBM.
Tenun dan songket memiliki sejarah panjang hingga 1000 tahun. Tenun dan songket, di masa Kerajaan Nusantara, pernah menjadi alat tukar perdagangan sebelum Indonesia memiliki mata uang Rupiah. Tenun dan songket menjadi pengganti koin emas yang dimiliki para raja, ratu, dan kaum bangsawan.
Laporan : Silvia Andriani
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post