ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Bdan oordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pada tahap kedua produsen baterai kendaraan listrik seperti LG dari Korea Selatan dan Foxconn dari Taiwan siap masuk di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah.
“Kita masuk di tahap kedua, dimana 1.000 hektar tahap kedua ini akan diisi LG kurang lebih 275 hektar, kemudian Foxcon juga masuk di tahap kedua. Dan yang ketiga Insyaallah kalau dari Amerika masuk, tempatnya juga Insyaallah di sini,” kata Bahlil dalam seremoni Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di Kabupaten Batang, Rabu (8/6/2022).
BKPM menargetkan pada akhir 2023 atau menjelang 2024, KIT Batang telah terisi minimal 50 persen dari 4.300 hektar.
Pada tahap pertama, semua lahan KIT Batang seluas 450 hektar habis terjual dalam waktu kurang lebih 1 tahun 6 bulan.
“Kawasan yang dulunya hutan belantara, kebun tebu dan kebun karet, Alhamdulillah tahap pertama sudah seperti ini dan semua 450 hektar tahap pertama sudah laku terjual habis,” jelas Bahlil.
Menurut Bahlil, hal ini terwujud berkat adanya kolaborasi yang kuat antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPUR) dan Kementerian Investasi/BKPM, serta kolaborasi yang sehat antar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah.
Bahlil berharap, baik pemerintah pusat maupun daerah tetap kompak agar target realisasi investasi berikutnya bisa tercapai.
“Semoga ini tetap kompak terus agar realisasi investasi berikutnya bisa terpenuh untuk ke depan,” ungkapnya.
Banyak Negara Belum Ikhlas
Pada kesempatan itu, Bahlil juga mengungkapkan bahwa sebagian besar negara belum ikhlas jika Indonesia menjadi negara industri baterai mobil listrik.
“Kelihatannya negara-negara tetangga kita sebagian belum ikhlas kalau Indonesia ini menjadi negara industri baterai mobil karena banyak sekali pencak silatnya,” jelasnya.
Namun, pemerintah Korea Selatan melalui LG telah bersepakat untuk membangun industri baterai mobil listrik di Indonesia sejak 2020.
“Hari ini sudah kita lakukan tahap kedua, dimana investasi sebesar USD9,8 miliar,” ungkapnya.
Dia menjamin kerja sama bisnis bersama LG akan sangat transparan karena melibatkan beberapa pihak seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Menurut Bahlil, investasi hilirisasi yang dilakukan LG akan memberikan nilai tambah kepada perekonomian Indonesia sebesar USD5,18 miliar. Proyek ini disebutkan menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja, khusus untuk pabrik baterai mobil listrik saja.
“Dampak ekonominya setiap tahun sebesar USD5,18 miliar dari total investasi USD9,8 miliar dengan total lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 20.000 lapangan pekerjaan, khusus untuk pabrik baterai mobil bukan untuk Kawasan Industri Terpadu Batang ini,” tandas Bahlil. (ATN)
Discussion about this post