ASIATODAY.ID, JAKARTA – Nilai kapitalisasi pasar saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) tembus Rp109 triliun langsung saat pertama kali diperdagangkan (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/8/2201).
Nilai kapitalisasi pasar BUKA di peringkat 12 dalam daftar emiten dengan kapitalisasi terbesar di bursa.
Mengacu data RTI, BUKA melejit Rp 24,7 persen dan sentuh autoreject atas (ARA) atau batas penghentian otomatis dari harga penawaran Rp 850 per ke level Rp 1.060 per saham.
Pelopor emiten startup teknologi unicorn di BEI ini ditransaksikan sebanyak 983 kali dengan volume saham yang beredar 223 juta unit. Adapun nilai transaksi tercatat mencapai Rp 236 miliar.
Sementara kapitalisasi pasar mencapai Rp109 triliun atau langsung masuk big cap alias kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun. Padahal semula marketcap Bukalapak diperkirakan Rp87,6 triliun setelah IPO. Adapun sebelum IPO, BUKA memiliki market capitalization Rp65,7 triliun.
Saat ini kapitalisasi pasar Bukalapak di posisi 12 daftar emiten terbesar di BEI di atas PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) di posisi 13 dengan market kapitalisasi Rp109,2 triliun. Meski demikian masih di bawah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) di posisi 12 dengan market cap Rp 125,0 triliun dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) di posisi 10 dengan kapitalisasi pasar Rp 140 triliun. Adapun di posisi pertama masih dipegang PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market kapitalisasi Rp 753 triliun.
Bukalapak telah resmi mencatatkan efeknya pada Jumat (6/8/2021) dan menjadi emiten tercatat ke-28 yang melantai di BEI sepanjang 2021.
BUKA menawarkan sebanyak 25,76 miliar lembar saham kepada publik atau 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp 850 per saham.
Dengan demikian, perseroan meraih dana segar mencapai Rp21,9 triliun dari IPO. Ini merupakan dana hasil penghimpunan terbesar sepanjang sejarah BEI.
BUKA berencana menggunakan 66 persen dana dari IPO sebagai modal kerja, sisanya 34 persen akan digunakan untuk modal kerja di entitas anak.
Penawaran umum saham perdana BUKA melalui metode pooling mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 8,7 kali lipat, dengan pemesanan dari hampir 100.000 investor. (ATN)
Discussion about this post