ASIATODAY.ID, MANILA – Pemerintah Filipina memperpanjang kebijakan lockdown hingga akhir April 2020 di Pulau Luzon, termasuk ibukota Filipina.
Karlo Nograles, sekretaris kabinet dalam konferensi pers mengatakan, lockdown diperpanjang dari jadwal awal yang harusnya berakhir pada 12 April 2020.
Kebijakan yang membatasi pergerakan dan pertemuan telah diberlakukan di ibukota Manila sejak hampir sebulan yang lalu sebagai langkah pencegahan transmisi Covid-19.
Filipina adalah salah satu negara pertama yang menerapkan lockdown yang ketat. Bahkan, Presiden Rodrigo Duterte telah mengancam warganya yang melanggar perintah untuk karantina diri di rumah.
Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, negara ini perlu menyediakan lebih banyak dana untuk bantuan virus. Dana bantuan sosial yang dianggarkan senilai 200 miliar peso (USD3,9 miliar) tidak akan cukup.
“Perekonomian tidak bergerak. Ekonomi sedang mandek,” katanya, dilansir Bloomberg.
Duterte tengah berencana meningkatkan anggaran tahun ini senilai 4,1 triliun peso sebagai respons penanganan Covid-19. Anggaran infrastruktur sekitar 30 miliar peso akan dialihkan untuk penanganan virus corona.
Badan Perencanaan Ekonomi setempat menyatakan pertumbuhan bulan lalu masih terlalu tinggi jika pembatasan pergerakan di Luzon dilakukan. Padahal pertumbuhan sempat terkontraksi sebesar 0,6 persen.
Luzon merupakan pulau terbesar di Filipina.Ibukota Manila dan kota terpadat seperti Quezon termasuk kota yang ada di Luzon. Ada sekitar 60 juta penduduk di pulau ini.
Ratusan pabrik dan unit bisnis terpaksa tutup. Pengiriman uang dari ekspatriat Filipina di luar negeri yang menyumbang sekitar sepersepuluh perekonomian diprediksi turun sebanyak 30 persen tahun ini. (ATN)
Discussion about this post