ASIATODAY.ID, MANADO – Balai Karantina Pertanian Manado, melakukan fumigasi 14,4 ton bunga pala asal Sulawesi Utara (Sulut) sebelum diekspor ke India. Fumigasi dilakukan untuk menjamin kualitas dan kesehatan komoditas tersebut tetap terbaik.
“Sebelum dikapalkan ke India, kita memeriksa komoditas fuli sebanyak 14,4 ton senilai Rp4,7 miliar milik PT GIP dan melakukan fumigasi menggunakan fosfin (PH3),” jelas Kepala Karantina Pertanian Manado, Donni Muksydayan dalam keterangan tertulisnya, yang diterima Selasa (30/6/2020).
Tujuan utama dari fumigasi, untuk menyucihamakan komoditas sehingga tidak ada serangga yang ikut dilalulintaskan. Hal ini merupakan persyaratan dari negara tujuan sehingga dapat diterbitkan phytosanitary certificate (PC).
Donni menyebut, kegiatan ekspor bunga pala itu tercatat yang ke-50 kalinya, dihitung berdasarkan jumlah PC yang diterbitkan Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Manado sepanjang tahun ini.
Dibukanya kembali pembatasan akibat pandemi covid-19 secara bertahap, memberi angin segar bagi geliat ekspor pertanian, termasuk komoditas unggulan asal Sulut tersebut. Hal itu lantaran Sulut merupakan salah satu sentra penghasil bunga pala terbesar di kawasan timur Indonesia.
Berdasarkan data sistem perkarantinaan, IQFAST, komoditas bunga pala yang berhasil diekspor Januari-Juni 2020 mencapai 78,9 ton senilai Rp412 miliar mengalami peningkatan 21,78 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya hanya Rp265 miliar.
Negara tujuan ekspor, selain India juga beberapa negara Timur Tengah dan benua Eropa yang akan menggunakannya sebagai bahan dasar pembuatan mulai makanan, minuman, kosmetik hingga parfum.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengatakan sejalan dengan arah program Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam meningkatkan tiga kali lipat ekspor komoditas pertanian dalam empat tahun ke depan, maka pihaknya melakukan berbagai inovasi sistem digitalisasi layanan ekspor.
Selain sistem permohonan pemeriksaan karantina (PPK) online yang telah jalan, aplikasi peta potensi komoditas pertanian berorientasi ekspor atau IMACE juga akan terus dimaksimalkan. Dia berharap aplikasi tersebut dapat digunakan sebagai landasan kebijakan dalam mendorong pembangunan komoditas pertanian berbasis kawasan berorientasi ekspor.
“Pemerintah daerah dapat memanfaatkan peta ini untuk mengembangkan potensi wilayah dan kami pun akan lebih mudah memfasilitasi ekspornya,” tegasnya. (ATN)
Discussion about this post