ASIATODAY.ID, JAKARTA – Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menghentikan sementara sebanyak 30 frekuensi penerbangan per pekan dari dan menuju China. Langkah ini diambil setelah WHO menetapkan status darurat internasional wabah virus corona di negeri China.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait dengan penundaan sementara layanan penerbangan dari dan menuju China yang akan mulai diberlakukan pada 5 Februari 2020 pukul 00.00 hingga waktu yang akan ditentukan lebih lanjut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan penundaan sementara penerbangan dari dan ke China tersebut merupakan bentuk perhatian serius maskapai terhadap upaya antisipasi penyebaran virus dengan mengedepankan aspek keselamatan penerbangan, serta keselamatan penumpang dan awak pesawat.
“Kebijakan tersebut juga merupakan tindak lanjut komitmen dan dukungan penuh kami terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus corona di Indonesia yang salah satunya dilakukan melalui penundaan sementara rute penerbangan dari dan menuju China,” jelasnya dalam keterangan resmi, yang diterima Selasa (4/2/2020).
Penundaan sementara tersebut melingkupi layanan penerbangan dari dan menuju Beijing, Shanghai, Guangzhou, Zhengzhou dan Xi’an. Saat ini, Garuda Indonesia melayani sebanyak 30 fekuensi penerbangan setiap minggunya ke China.
Sementara itu, penerbangan dari dan menuju Hongkong masih dilayani dengan pengawasan penuh bersama dengan otoritas terkait.
Garuda terus memantau situasi terkini dan akan mengambil tindakan yang diperlukan termasuk memberikan informasi terbaru khususnya terkait tindak lanjut atas layanan operasional penerbangan.
Melalui penundaan sementara penerbangan ke China tersebut, pihaknya memberlakukan kebijakan yang fleksibel mekanisme reschedule dan re-route untuk layanan penerbangan dari dan menuju China.
Dia juga menganjurkan kepada calon penumpang untuk melakukan pengecekan jadwal penerbangan secara berkala pada kanal media sosial resmi Garuda, khususnya untuk ruta-rute yang rawan akan penyebaran virus corona.
Selain Garuda, kebijakan serupa juga diterapkan maskapai penerbangan Citilink Indonesia.
Direktur Utama (Dirut) Citilink Indonesia, Juliandra menyebutkan penghentian penerbangan itu sudah dilakukan sejak Sabtu 1 Februari 2020, baik untuk penerbangan reguler maupun penerbangan charter dari dan menuju negeri tirai bambu.
Selain itu, Citilink Indonesia juga telah bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) bandara setempat untuk mengantisipasi ada virus corona yang menyebar dengan menyemprot cairan desinfektan untuk pesawat sebelumnya yang terbang dari China.
“Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang,” tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, yang diterima Selasa (4/2/2020).
Dia menjelaskan Citilink Indonesia memiliki satu penerbangan reguler rute Denpasar-Kunming, serta lima penerbangan charter rute Manado-Guiyang, Padang-Kunming, Denpasar-Wenzhou, Denpasar-Guiyang dan Solo-Kunming.
Dikatakan, penumpang yang penerbangannya terdampak terkait penghentian penerbangan itu, dapat melakukan refund atau pengembalian uang tiket.
“Citilink Indonesia akan terus memantau terkait situasi dan kondisi mengenai virus corona yang sedang mewabah dan akan terus melakukan antisipasi penyebaran virus corona,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post