ASIATODAY.ID, JAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi cuaca ekstrem di selatan Indonesia.
Kondisi tersebut dipicu munculnya dua bibit siklon tropis, yaitu “91S” di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan “92S” di Laut Arafuru sebelah selatan Tual, yang bisa berdampak hujan lebat dan angin kencang.
“Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia dan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut,” terang Deputi Bidang Meteorologi BMKG R. Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Senin (06/01/2020).
Menurut Mulyono, bibit siklon tropis “91S” di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan “92S” di Laut Arafura. Bibit siklon tropis tersebut memberikan dampak munculnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Bedasarkan pengamatan BMKG bibit siklon tropis “91S” dalam satu hingga dua hari ke depan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis namun bergerak ke selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia.
“Musim siklon tropis di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada bulan November-April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia sehingga keberadaan siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin,” jelasnya.
Selain itu, kondisi perairan di beberapa wilayah Indonesia juga akan terdampak adanya bibit siklon tropis. Gelombang laut dengan tinggi 2,5 sampai empat meter di perairan selatan Jawa Tengah hingga selatan NTB, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga selatan NTB, perairan selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, perairan Pulau Sabu dan Pulau Rote, perairan utara NTT, Laut Flores, perairan Kepulauan Kai-Aru. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post