ASIATODAY.ID, JAKARTA – Militer Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan pesawat serang A-10 yang sudah tua ke Timur Tengah sebagai pengganti pesawat tempur yang lebih canggih yang akan dialihkan ke Pasifik dan Eropa saat ketegangan dengan China dan Rusia meningkat.
The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada Kamis bahwa langkah tersebut, yang dijadwalkan pada April, adalah bagian dari rencana yang lebih luas yang juga menyerukan untuk mempertahankan angkatan laut dan darat yang sederhana di wilayah Timur Tengah.
Juru bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan kepada WSJ bahwa “proses manajemen kekuatan global itu dinamis, dan menteri pertahanan membuat keputusan berdasarkan ancaman terhadap pasukan kita dan kepentingan keamanan nasional kita”.
Ryder menolak untuk membahas secara spesifik langkah tersebut.
Laporan berita mengatakan beberapa pejabat AS mengkritik rencana untuk mengganti pesawat tempur canggih untuk jet A-10 yang lebih tua, dengan mengatakan hal itu dapat melemahkan kekuatan militer Amerika di Timur Tengah.
Pesawat serangan dukungan udara jarak dekat A-10 angkatan udara dikenal sebagai “pembunuh tank”.
“Yang terpenting adalah mendapatkan pesawat yang paling cocok ke Pasifik untuk tantangan ancaman yang lebih tinggi,” kata Larry Stutzriem, pensiunan mayor jenderal Angkatan Udara, seperti dikutip.
“A-10 masih relevan dengan misi CENTCOM yang terbang di atas Timur Tengah.”
Pemerintah AS telah memperkuat busur aliansi militer di Asia Pasifik untuk melawan China dengan lebih baik, termasuk dalam konfrontasi masa depan atas Taiwan.
Laporan Journal muncul setelah kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Moskow untuk bertemu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. Keduanya menyerukan “dialog yang bertanggung jawab” untuk menyelesaikan krisis Ukraina dengan Xi mengakui Beijing dan Moskow telah menandatangani perjanjian yang membawa hubungan ke dalam “era baru” kerja sama.
“Saat ini ada perubahan – yang belum pernah kita lihat selama 100 tahun – dan kitalah yang mendorong perubahan ini bersama-sama,” kata Xi kepada Putin. Presiden Rusia menjawab: “Saya setuju.”
Militer China mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah memantau dan mengusir kapal perusak AS yang secara ilegal memasuki perairan di sekitar Kepulauan Paracel di Laut China Selatan.
Angkatan Laut AS membantah klaim China dengan mengatakan kapal perang itu sedang melakukan “operasi rutin” di Laut China Selatan dan tidak diusir. (Al Jazeera)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post