ASIATODAY.ID, JAKARTA – Militer China mengatakan telah melacak dan memperingatkan kapal perang Amerika Serikat (AS) yang secara ilegal memasuki perairan yang diklaimnya di Laut China Selatan.
Angkatan Laut AS membantah klaim China, dengan menyatakan bahwa kapal itu melakukan operasi rutin dan meninggalkan wilayah itu atas kemauannya sendiri.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (23/3), Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengatakan USS Milius, sebuah kapal perusak berpeluru kendali, menyusup ke perairan di sekitar Kepulauan Paracel yang disengketakan.
“PLA mengorganisir angkatan laut dan udara untuk melacak dan memantau (kapal) sesuai dengan hukum dan memperingatkannya untuk pergi,” kata juru bicara Komando Teater Selatan China, Tian Junli.
Dia mengatakan, kapal AS melakukan serangan ilegal ke perairan teritorial China tanpa izin dari pemerintah China, merusak perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
“Pasukan teater akan mempertahankan keadaan siaga tinggi setiap saat dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” katanya.
Media pemerintah China menggambarkan kapal AS telah masuk tanpa izin di perairan teritorial China.
Angkatan Laut AS pada hari Kamis membantah pernyataan PLA, dengan mengatakan kapal perusak itu melakukan “operasi rutin” di Laut China Selatan dan tidak diusir oleh kapal China.
“AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan,” kata sebuah pernyataan dari Armada ke-7 Angkatan Laut AS.
Sebuah tweet dari Armada ke-7 tidak menyebutkan pertemuan USS Milius dengan pasukan angkatan laut China.
Ketegangan AS-China telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena Beijing mengadopsi sikap paling agresif terhadap Taiwan dan ketika Washington menyegel perjanjian untuk kerja sama militer dengan negara-negara Asia yang menjadi pihak dalam sengketa teritorial di Laut China Selatan.
China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan – jalur air strategis di mana perdagangan bernilai triliunan dolar terjadi setiap tahun – meskipun pengadilan internasional memutuskan bahwa pernyataan tersebut tidak memiliki dasar hukum.
Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih di laut tersebut dan mereka menuduh kapal China melecehkan kapal penangkap ikan mereka di wilayah tersebut.
Kepulauan Paracel tempat USS Milius terlihat juga diklaim oleh Vietnam.
AS mengirim kapal angkatan laut melalui jalur air secara teratur untuk menegaskan kebebasan navigasi di perairan internasional. Pergerakan kapal AS di laut yang disengketakan telah meningkatkan ketegangan dengan Beijing. (Al Jazeera)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post