ASIATODAY.ID, NEW YORK – Moody’s Analytics mengungkapkan ada kemungkinan sangat tinggi bahwa resesi dapat menghantam ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan. Tentu ada harapan agar semua pihak terkait dapat segera menyelesaikan semua persoalan yang sedang terjadi, terutama perang dagang, agar resesi tidak terjadi.
“Saya pikir risikonya sangat tinggi. Saya juga akan mengatakan bahkan jika kita tidak memiliki resesi selama 12-18 bulan ke depan, saya pikir cukup jelas bahwa kita akan memiliki ekonomi yang jauh lebih lemah,” kata Kepala Ekonom Moody’s Analytics Mark Zandi, seperti dikutip dari CNBC, Senin (21/10/2019).
Menurutnya, menghindari perlambatan dalam kegiatan ekonomi membutuhkan banyak faktor. Hal tersebut termasuk upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang tidak meningkatkan perang tarif dengan Tiongkok, Inggris yang menemukan solusi tepat untuk Brexit, dan bank sentral melanjutkan stimulus moneter mereka di masa mendatang.
“Saya berpikir tinggi, sangat tidak nyaman,” ungkap Zandi, ketika ditanya tentang kemungkinan resesi ekonomi global.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional atau International Monetery Fund (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2019 menjadi tiga persen dalam laporan World Economic Outlook (WEO) yang baru dirilis. Angka ini turun 0,2 poin dari perkiraan Juli.
Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath memperhatikan bahwa ini adalah langkah paling lambat sejak krisis keuangan global. Pertumbuhan terus melemah dengan meningkatnya hambatan perdagangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
“Pertumbuhan juga dibebani oleh faktor-faktor spesifik negara di beberapa ekonomi emerging markets, dan kekuatan struktural seperti pertumbuhan produktivitas yang rendah dan demografi yang menua di negara maju,” kata Gopinath kepada wartawan di Kantor Pusat IMF.
Ekonomi negara-negara maju terus melambat menuju potensi jangka panjang mereka, dengan pertumbuhan diturunkan jadi 1,7 persen tahun ini, dibandingkan dengan 2,3 persen di 2018. Pertumbuhan di emerging markets dan ekonomi berkembang juga telah direvisi turun menjadi 3,9 persen untuk 2019, dibandingkan dengan 4,5 persen tahun lalu.
Laporan WEO Oktober juga merevisi turun proyeksi pertumbuhan global untuk 2020 menjadi 3,4 persen, turun 0,1 poin persentase dari estimasi pada Juli. Sebelumnya, laporan WEO Juli sudah menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk 2019 dan 2020, masing-masing turun 0,1 poin persentase dari estimasi pada April. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post