ASIATODAY.ID, MOROWALI – Bencana banjir menerjang Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (15/6/2020). Selain memutus sebuah jembatan, banjir juga merendam pemukiman warga termasuk kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Meski demikian, banjir tidak melumpuhkan aktivitas perusahaan dan kegiatan produksi tetap berjalan normal. Hanya saja, genangan air sempat merendam beberapa bagian di dalam kawasan perusahaan smelter nikel itu. Termasuk kendaraan dan alat berat juga ikut terendam, namun hanya setinggi roda mobil saja.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan, bencana banjir yang melanda Kabupaten Morowali pada 15 Juni 2020 akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir, sudah surut.
“Bencana alam tersebut telah menyebabkan sebuah jembatan di daerah itu putus diterjang banjir,” kata Kepala BPBD Provinsi Sulteng, Bartholomeus Tandigala, melansir Antara, Selasa (16/6/2020).
Dikatakan, personil BPBD bersama aparat TNI/Polri dan masyarakat setempat sudah berhasil mengangkat badan jembatan yang putus karena terjangan banjir.
“Morowali, termasuk daerah yang selama ini rawan bencana alam banjir dan longsor,” ujarnya.
Selain Morowali, kabupaten lainnya juga termasuk daerah rawan bencana seperti Morowali Utara, Banggai, Tolitoli, Buol, Tojo Una-Una, Poso, Parigi Moutong, Donggala, Sigi dan juga Kota Palu karena memiliki sungai besar.
Tercatat beberapa kali Palu mendapat banjir kiriman saat hujan deras mengguyur hulu Sungai Gumbasa dan beberapa anak sungai lainnya yang bermuara di Sungai Palu. Namun, daerah yang paling banyak diterjang banjir dan longsor adalah Kabupaten Sigi.
Karena itu, Bartholomeus mengingatkan warga untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras memungkinkan terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) memperkirakan, dalam beberapa hari terakhir ini dan ke depan, wilayah Sulteng masih berpotensi besar dilanda cuaca ekstrem.
Curah hujan di sejumlah wilayah termasuk di Kota Palu dan sekitarnya masih cukup tinggi sehingga perlu mendapatkan perhatian semua pihak, terutama masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Selama kurun beberapa bulan terakhir ini, Bartholomeus menambahkan terjadi bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Poso dan Sigi.
Bahkan banjir yang terjadi di Kabupaten Poso sempat memutuskan prasarana jalan Trans Sulawesi di wilayah Kecamatan Poso Pesisir dan jalan provinsi yang menghubungan Poso dengan Dataran Napu. (ATN)
Discussion about this post