ASIATODAY.ID, NEW YORK – Penyebaran cacar monyet di New York, Amerika Serikat (AS) makin luas.
Gubernur New York, Amerika Serikat (AS) Kathy Hochul akhirnya mengumumkan status darurat cacar monyet.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), New York mencapai jumlah kasus tertinggi di AS.
“Saya mendeklarasikan Darurat Bencana Negara untuk memperkuat upaya berkelanjutan kami untuk menghadapi wabah cacar monyet,” cuit Hochul seraya bersumpah untuk mengambil langkah-langkah untuk menghentikan wabah seperti dilaporkan RT, Sabtu (30/7/2022).
Gubernur juga mengeluarkan perintah eksekutif, mencatat bahwa New York “sekarang mengalami salah satu tingkat penularan tertinggi” di negara itu.
“Lebih dari satu dari empat kasus cacar monyet di negara ini berada di New York, saat ini memiliki dampak yang tidak proporsional pada kelompok berisiko. Kami bekerja sepanjang waktu untuk mengamankan lebih banyak vaksin, memperluas kapasitas pengujian, dan mendidik warga New York tentang cara tetap aman,” kata Hochul.
Perintah eksekutif memperluas kumpulan individu yang diizinkan untuk memberikan vaksin. Daftar baru termasuk personel EMS, apoteker, bidan, dokter, dan praktisi perawat bersertifikat.
Pada Kamis, Hochul mengatakan dia berhasil mendapatkan tambahan 110.000 dosis vaksin cacar monyet, sehingga totalnya menjadi 170.000. Dosis tambahan dijadwalkan akan diberikan selama empat sampai enam minggu ke depan.
Deklarasi tersebut muncul setelah langkah serupa diambil oleh pihak berwenang di San Francisco, yang mengumumkan keadaan darurat atas wabah cacar monyet pada hari Kamis.
Pada 29 Juli, negara bagian New York telah mencatat kasus cacar monyet terbanyak di negara itu, dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menempatkan jumlahnya di 1.345. San Francisco memperkirakan ada 305 kasus cacar monyet di kota itu pada tanggal yang sama.
Monkeypox mirip dengan cacar manusia, yang diberantas pada tahun 1980, dan endemik di beberapa bagian Afrika Barat dan Tengah. Gejala awalnya termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan, dan mereka yang menderita mengembangkan lesi kulit yang khas.
Menurut WHO, wabah saat ini “terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” karena penyakit ini sering ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit yang dekat atau bahan yang terkontaminasi seperti tempat tidur. (ATN)
Discussion about this post