ASIATODAY.ID, JAKARTA – Negara penghasil emas terbesar dunia ke-14, Papua Nugini berencana membatasi eskpor emasnya hingga 30 persen guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi dalam negerinya.
“Kami sedang dalam proses mengembangkan kerangka kerja untuk mempertahankan setidaknya 30 persen dari emas kami yang kami ekspor setiap tahun,” terang Menteri Perdagangan dan Industri Papua Nugini Wera Mori seperti dikutip dari Reuters, Senin (19/8/2019).
Dilain pihak, James Marape, mantan menteri keuangan yang kini terpilih menjadi Presiden Papua Nugini, merasa bahwa manfaat yang dirasakan dari setiap proyek pertambangan beberapa sumber daya alam yang dikuasai pihak swasta, cenderung kurang dialirkan kepada masyarakatnya.
Adapun, seperti aset-asetnya di tambang emas Porgera yang mayoritas kepemilikannya dipegang oleh perusahaan join venture Barrick Gold dan Zijin Mining Group, yang saat ini sedang dalam proses perpanjangan kontrak.
Porgera, yang terletak di wilayah dataran tinggi utara Papua Nugini, diperkirakan menghasilkan 240.000 hingga 260.000 ons emas tahun ini. Barrick dan Zijin masing-masing memiliki 47,5 persen dari kepemilikan tambang, dengan 5 persen sisanya dipegang oleh kelompok pemilik tanah, Mineral Resources Enga.
Wera Mori berencana untuk mengambil bagian saham lebih besar dari tambang emas Porgera dan akan memberikan sebagian saham Barrick dan Zijin kepada pemerintah nasional, provinsi, dan kepada pemilik tanah.
“Kami ingin melihat tambang berlanjut, tetapi kali ini harus disusun sedemikian rupa dengan lebih banyak kepentingan nasional di dalamnya,” ujar Mori.
Tidak hanya kepemilikan saham pertambangan emas, Papua Nugini juga akan mengirimkan timnya untuk menegosiasikan kembali perjanjian LNG Papua dengan perusahaan minyak Perancis Total SA. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post