ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kalangan parlemen Indonesia optimis Manyar Smelter Freeport di Gresik, Jawa Timur akan rampung pada akhir 2023 dan mulai berproduksi pada awal tahun 2024 mendatang.
Pasalnya, hingga awal 2023 saja, pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 54 persen. Angka tersebut, lebih cepat dr target sebelumnya yakni 52,9 persen.
“Kami sangat bangga dengan proyek smelter yang ada di Gresik, progresnya sangat cepat dari yang ditargetkan oleh pemerintah. Ini sudah hampir 53 persen sudah selesai, tinggal 47 persen lagi finishing. Harapan kami di bulan Mei 2024 pabrik smelter yang ada di Gresik ini sudah bisa diproduksi,” kata Anggota Komisi VI DPR RI, Khilmi usai meninjau pembangunan Manyar Smelter Freeport, di Gresik, Jawa Timur, Jumat (24/2/2023).
Dalam tinjauan tersebut, Khilmi juga mengapresiasi PT Freeport Indonesia yang telah menyerap tenaga kerja lokal baik dari Gresik maupun Jawa Timur, sehingga hal tersebut dapat membantu menunjang perekonomian daerah sekitar.
“Dari paparan Dirut Freeport, 50 persen tenaga kerja akan diambil dari daerah sekitar dan ditambah 20 persen untuk daerah Gresik, 30 persen dari Jawa Tmur,” jelasnya.
Lebih lanjut, keberadaan smelter yang merupakan fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia tersebut kedepannya diharapkan dapat menciptakan hilirisasi produk-produk turunan tembaga.
“Harapan kami ke depan, dari paparan yang kami dapatkan, kan kalau dijabarkan kan keuntungan hanya 5 persen dari smelternya, nanti harapan saya hilirisasi dari produk-produk dari industri turunannya bisa berjalan dengan bagus supaya itu lah peningkatan dari deviden yang diharapkan dari Freeport nanti,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI Sarmuji mengatakan keberadaan smelter tersebut nantinya akan menimbulkan multiplier effect yang besar terhadap industri manufaktur. Salah satunya industri baterai motor dan mobil listrik.
Dengan adanya smelter tersebut diharapkan dapat menarik investor-investor baru di industri manufaktur sehingga akan dapat mendorong perekonomian khususnya di Jawa Timur.
“Keberadaan Freeport ini akan menunjang industri baterai termasuk untuk mobil-mobil listrik agar lebih cepat direalisasikan oleh pemerintah, dan saat ini pembahasan tentang itu sudah intens dilakukan termasuk bagaimana melakukan subsidi pada motor dan mobil listrik dan sebagainya. Ini penciptannya, daya ungkitnya akan sangat besar. Freeport akan bisa menjadi daya ungkit bagi perekonomian Indonesia, khususnya pada ekosistem baterai,” jelas Sarmuji.
Sementara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan keberadaan smelter tersebut nantinya diharapkan akan dapat menunjang ekosistem kendaraan listrik yang ada di Indonesia.
“Keberadaan Smelter PTFI ini akan sangat menunjang ekosistem kendaraan listrik, karena tembaga adalah salah satu material utama dalam ekosistem kendaraan listrik,” ujarnya.
Diketahui, hingga saat ini, Smelter Freeport di Gresik sudah mencapai progres 54 persen. Angka tersebut lebih tinggi dr progres yang ditargetkan sebelumnya yakni 52 persen. Pembangunan konstruksi fisik ditargetkan akan rampung pada akhir 2023 dan mulai berproduksi pada Februari 2024 sehingga produksi 100 persen ditargetkan akan tercapai pada Desember 2024. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post