ASIATODAY.ID, KUPANG – Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mendapat dukungan penuh dari Komisi VII DPR RI. Karena itu, pemerintah perlu menciptakan inovasi dan memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan energi ramah lingkungan ini.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin menegaskan hal itu saat memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Oelpuah PT LEN Industri di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (14/2/2020).
Turut mendampingi, Direktur Operasional PT. PLN (Persero), Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Kemeterian ESDM, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Wakil Bupati Kupang, dan Direktur Utama PT. LEN Industri (Persero).
Saat ini, PLTS Oelpuah mampu menghasilkan listrik dari tenaga surya terbesar se-Indonesia.
“PLTS di sini (NTT) memiliki kapasitas terbesar di Indonesia, mencapai 5 Mega Watt, tapi di seluruh NTT ini baru 7,5 Mega Watt. Perlu dorongan dari Parlemen kepada Pemerintah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di sini, terutama yang kita tinjau itu PLTS. Banyak sekali dapat masukan dari Wagub dan Bupati juga, terkait listrik yang mati sampai 3 hari akibat solar tidak bisa didatangkan karena ombak di laut sedang tinggi,” kata Alex.
Politisi Partai Golkar ini memandang, dibutuhkan terobosan dalam mengoptimalkan energi baru terbarukan (EBT) tenaga surya, sebagai pengganti cadangan bahan bakar fosil yang kian menipis.
Tidak hanya bersumber dari matahari, potensi lainnya seperti panas bumi (PLTP) dan pembangkit listrik bersumber dari air terjun (PLTA). Tidak hanya Kupang yang besar memiliki potensi, di Flores juga terdapat energi panas bumi yang bisa menjadi potensi besar bagi Provinsi NTT itu sendiri.
“Energi baru terbarukan ini sekarang itu harus mendapatkan perhatian lebih di situ, sekarang kita baru sekedar merakit modul itu solar cell, belum membuat. Sedangkan kita potensi membuat (solar cell) itu ada, itu kan bahannya silika banyak sekali terdapat di Indonesia ini. Jadi harus ada dorongan, ayo bangun pabrik solar cell segera, kami akan dorong NTT ke Parlemen,” imbuhnya.
Ke depannya, Alex menyakatan Komisi VII DPR RI akan terus berkomitmen untuk mendukung sustainable energy, terutama dari segi legislasi.
“Ya, ini sudah masuk Prolegnas (Program Legislasi Nasional), dan kita akan dorong ini segera masuk Prolegnas Prioritas, karena sebenarnya jika bicara tentang EBT, ini adalah untuk masa depan anak cucu kita,” tandasnya.
Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo menilai perlu ada sinergi Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN serta PLN, guna mengatasi sejumlah permasalahan dan kendala yang ada demi mengoptimalkan peran tenaga surya sebagai sumber listrik, pengganti cadangan mineral yang kian hari kian menipis.
Meski teknologi yang digunakan masih menggunakan berbiaya cukup tinggi, peran serta segala lini diperlukan untuk meningkatkan target pemenuhan listrik yang bersumber dari energi terbarukan.
“PLN, BUMN, ESDM juga harus mulai menggarap serius energi baru terbarukan dengan tenaga surya ini. Kita ketahui bahwa 70 persen teknologinya sudah bisa kita kuasai dan 40 persen konten lokalnya juga sudah bisa kita peroleh. Ini tinggal bagaimana kita bisa tingkatkan menjadi anggaplah 80 persen misalnya dan teknologi juga kita kuasai. Hal ini perlu dorongan dukungan dari Parlemen di Senayan,” ujar politisi Demokrat ini.
Anggota Komisi VII DPR RI yang turut dalam kunjungan spesifik itu, diantaranya Adriana C. Dondokambey (F-PDIP), Haeny Relawati Rini (F-Golkar), Dyah Roro Esti Widya Putri (F-Golkar), H. Subarna (F-Gerindra), Kathrine A. Oendoen (F-Gerindra), Arkananta Akram (F-NasDem), Awang Faroek Ishkak (F-Nasdem), Ratna Juwita Sari (F-PKB), Sartono Hutomo (F-Demokrat), dan Rofik Hananto (F-PKS). (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post