ASIATODAY.ID, WINDHOEK – Pemerintah Namibia dikecam oleh kalangan aktivis lingkungan menyusul adanya rencana pemerintah negeri itu memperdagangankan satwa Gajah secara besar-besaran.
Pasalnya, rencana tersebut dianggap tidak masuk akal dan berpotensi mengancam keseimbangan ekologi negeri itu.
Diketahui, pemerintah Namibia berencana menjual sekitar 170 ekor Gajah lantaran populasi Gajah di negeri itu dianggap sudah over populasi yang jumlahnya telah mencapai 24.000 ekor.
Para aktivis justru mempertanyakan data populasi dan klaim konflik manusia-gajah yang dijadikan alasan pemerintah Namibia untuk memperdagangankan satwa lindung itu.
Saat ini, petisi penolakan atas rencana itu telah ditandatangani lebih dari 100.000 orang.
Meski begitu, Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata (MEFT) Namibia, tetap berencana untuk menyelesaikan lelang kontroversial 170 gajah liar pada akhir Januari 2022.
Juru bicara Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata Namibia, Romeo Muyunda, mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan informasi saat ini sampai seluruh fase selesai.
Saat ini, sebanyak 37 ekor gajah sudah ditangkap, termasuk 22 ekor untuk pengapalan.
“Gajah memiliki kebutuhan mendasar dalam konteks alam dan lingkungan yang menarik, serta fleksibilitas untuk memilih alternatif dan mitra berburu mereka,” kata Muyunda dikutip dari laman natureworldnews, Rabu (23/2/2022).
MEFT berpendapat bahwa pelelangan diperlukan karena terjadi peningkatan tiga kali lipat populasi gajah di negara itu dari sekitar 7.500 pada tahun 1995 menjadi sekitar 24.000 individu saat ini.
Kondisi itu, menurut MEFT merusak ekosistem, meningkatkan insiden konflik antara pachyderms dan petani, dan meningkatkan risiko perburuan.
Namun kalangan konservasionis membantah data itu dan menunjukkan bahwa dari total populasi gajah Namibia antara 17.265 dan 20.000 ekor. Populasi gajah di Namibia termasuk lintas batas, yang berarti terlibat dalam migrasi ke dan dari Namibia, Angola, Botswana, dan Zambia.
Jika akurat, antara 73 dan 84% gajah bermigrasi secara internasional, sehingga perkiraan populasi penduduk Namibia hanya sekitar 5.688 ekor. Dari populasi sebanyak itu, jika 170 ekor gajah dilelang berarti sudah mencapai sekitar 3%.
Jika dibandingkan dengan Botswana yang jumlah populasi gajah mencapai 130.000 ekor, berarti populasi gajah di Namibia masih sangat kecil. Padahal luas daratan Namibia 40% lebih besar dari Botswana, yang berarti kepadatan gajahnya paling baik sekitar seperdelapan tetangganya.
Mark Hiley, Direktur Operasi Penyelamatan Taman Nasional, sebuah kelompok konservasi yang berbasis di Zimbabwe, telah menjadi kritikus vokal terhadap data dan motif penjualan gajah oleh pemerintah Namibia.
Dia menilai pemerintah Namibia memalsukan statistik populasi gajah dan melebih-lebihkan konfik antara manusia dan satwa liar. (ATN)
Discussion about this post