ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengincar peluang ekspor bahan bakan solar ke Australia dan negara Asia Pasifik lainnya. Pasalnya, Australia saat ini masih mengalami kekurangan supply BBM solar.
Menurut Direktur Megaproyek Pengelolaan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang, dalam neraca diesel negara-negara Asia Pasifik 2030, Australia diperkirakan mengalami defisit diesel mencapai 472 ribu barel per hari (bph).
Kemudian Filipina ditaksir defisit 152 ribu bph. Lalu Vietnam defisit 104 ribu bph, Selandia Baru defisit 40 ribu bph dan Papua Nugini 23 ribu bph.
“Mereka masih defisit dan sangat kurang. Australia adalah yang paling besar kebutuhan BBM-nya karena tidak punya kilang dan ini jadi peluang Pertamina untuk ekspor produk diesel,” jelasnya saat konferensi virtual, Jumat (5/6/2020).
Produksi diesel Pertamina saat ini diperkirakan akan melebihi kebutuhan. Kelebihan tersebut bisa menjadi potensi untuk di ekspor ke negara lain.
“Kelebihan solar tadi tidak jadi masalah sebab bisa diekspor ke negara yang membutuhkan,” terang Ignatius.
Ekspor tersebut bisa dilakukan setelah proyek-proyek pembangunan kilang baru (Grass Root Refinary/GRR) dan revitalisasi kilang (Refinary Development Master Plan/RDMP) kelar dan beroperasi.
“Produk diesel kita akan berlebih setelah proyek RDMP dan GRR akan beroperasi,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post