ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) resmi menguasai 80 persen saham mayoritas di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), yakni anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) atau Tuban Petro.
Dengan penguasakan ini, Indonesia bisa menghemat devisa hingga Rp16,7 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, dengan kepemilikan saham tersebut Pertamina bisa menggenjot produksi terutama untuk paraxylene.
“Harapan kita paraxylene akan mengurangi impor dari pada bahan kimia,” terang Airlangga dalam keterangannya, Jumat (20/12/2019).
Menurut Airlangga, dengan program-program yang akan dikedepankan Pertamina dalam meningkatkan produksi petrokimia, maka TPPI bisa menghemat devisa negara mulai dari US$ 700 juta sampai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16,77 triliun per tahun.
“Saat ini kapasitas untuk produksi petrokimianya masih terbatas. Seperti paraxylene masih 700.000 barrel per hari, tentu penghematan mulai dari US$ 700 juta sampai sampai US$ 1,2 miliar tergantung pada harga,” jelasnya.
Dengan pengakuisisi saham mayoritas oleh Pertamina, Tuban Petro akan memiliki struktur modal yang sehat dan kuat sehingga dapat segera mengeksekusi sejumlah rencana bisnis untuk menghasilkan berbagai produk petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan petrokimia dalam negeri.
Pembelian 80% saham Tuban Petro oleh strategic partner akan menjadi faktor pendorong bagi pengembangan Group Tuban Petro yang diharapkan dapat menjadi pemain utama dalam industri petrokimia nasional.
Direktur Utama Tuban Petro Sukriyanto menuturkan, saat ini telah dilakukan peningkatan kapasitas produksi polypropylene salah satu anak usaha TubanPetro, yakni PT Polytama Propindo (Polytama).
Pabrik Polytama yang sebelumnya memproduksi 240 ribu metrik ton per tahun, kini dapat memproduksi 300 ribu metrik ton per tahun.
Ke depan, akan dibangun pula pabrik penghasil polypropylene kedua yang menggandakan kapasitas produksi saat ini, mengingat permintaan domestik atas polypropylene yang masih sangat tinggi.
Hal tersebut terlihat dari jumlah impor polypropylene yang mencapai sekitar 60% dari total kebutuhan. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post