ASIATODAY.ID, SEOUL – Produk domestik bruto riil Korea Selatan (PDB), disesuaikan dengan inflasi, mencatat pertumbuhan terendah dalam 10 tahun lalu.
Bank of Korea (BoK) mencatat PDB riil tumbuh dua persen pada 2019 dari tahun sebelumnya, setelah masing-masing tumbuh 3,2 persen pada 2017 dan 2,7 persen pada 2018.
Melansir Xinhua, Minggu (26/01/2020), ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009 ketika PDB riil naik 0,8 persen akibat efek negatif krisis keuangan global. Ekspansi PDB 2019 berada di bawah estimasi potensi pertumbuhan sebesar 2,5-2,6 persen untuk ekonomi Korea Selatan.
Kemerosotan ekonomi terutama disebabkan oleh perselisihan perdagangan global dan penurunan industri cip global yang menyebabkan penurunan ekspor selama 13 bulan berturut-turut hingga Desember.
BoK memperkirakan bahwa pertengkaran perdagangan global menurunkan pertumbuhan PDB tahun lalu sebesar 0,4 persen. Pertumbuhan Korsel terseret laju pertumbuhan ekonomi global yang menurut Dana Moneter Internasional (IMF) diperkirakan hanya 2,9 persen atau terendah dalam 10 tahun sejak 2009.
Ekspor Korea Selatan naik 1,5 persen tahun lalu, tetapi lebih rendah dari ekspansi 3,1 persen yang diperkirakan oleh bank sentral korea pada awal 2019. Ekspor meningkat 3,5 persen pada 2018. Terpukul oleh perlambatan ekspor, investasi anjlok 8,1 persen pada 2019 setelah turun 2,4 persen pada 2018.
Investasi di sektor konstruksi turun 3,3 persen pada 2019 setelah tergelincir 4,3 persen pada tahun sebelumnya di tengah upaya pemerintah untuk mengekang investasi spekulatif di pasar real estate.
Konsumsi swasta, mesin pertumbuhan lain untuk ekonomi yang didorong ekspor, naik 1,9 persen tahun lalu, tetapi lebih rendah dari kenaikan 2,8 persen pada 2018. Sektor swasta meningkatkan pertumbuhan PDB riil sebesar 0,5 poin persentase tahun lalu, sementara sektor publik mendorong kenaikan sebesar 1,5 poin persentase. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post