ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perusahaan investasi di Indonesia, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat laba bersih Rp8,82 triliun sepanjang 2020, bertumbuh 20 persen dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba ditopang peningkatan nilai portofolio investasi sebesar 39 persen menjadi Rp31,7 triliun pada akhir 2020.
Presiden Direktur Saratoga Michael Soeryadjaya mengungkapkan kinerja perusahaan portofolio investasi Saratoga yang solid saat pandemi menjadi kunci pencapaian perseroan. Hal itu tercermin dari kenaikan nilai investasi Saratoga di sejumlah perusahaan portofolio dan pembayaran dividen.
“Sebagai perusahaan investasi yang memiliki pengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip kehati-hatian dengan mengelola semua risiko dan konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan ini terbukti menjaga kami tetap kokoh di tengah ketidakpastian dan membuat kami cepat tanggap dalam merespons segala perubahan yang dinamis,” kata Michael dalam keterangan resmi, Selasa (9/3/2021).
Sepanjang 2020, Saratoga fokus pada pengembangan strategi perusahaan untuk mempertahankan ketahanan operasional selama pandemi, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan investasi. Target ketahanan operasional ini terbukti dapat dicapai dengan baik.
Pada 2020, nilai investasi Saratoga di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 120 persen menjadi Rp10,18 triliun. Kenaikan nilai investasi juga terjadi pada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang bertumbuh 56 persen menjadi Rp12,64 triliun.
Saratoga juga berhasil membukukan pendapatan dividen pada 2020 sebesar Rp750 milliar yang dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp215 miliar, Tower Bersama Infrastruktur sebesar Rp214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp210 miliar dan PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar Rp105 miliar.
Menurut Michael, Saratoga akan terus mencari peluang-peluang investasi baru dan ikut mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
“Kami berharap program vaksinasi yang kini tengah berjalan dapat segera memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan menghentikan pandemi ini. Saratoga akan terus aktif menjalankan strategi, sehingga pertumbuhan perusahaan akan semakin optimal ketika pandemi telah berakhir,” tambah dia.
Sementara itu, Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan menjelaskan, selama pandemi sejumlah perusahaan portofolio Saratoga menemukan momentum pertumbuhan bisnisnya.
Ia menyebut kinerja Merdeka Copper terus menguat berkat kenaikan harga komoditas emas dan tembaga yang sangat tinggi pada 2020. Di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 hingga saat ini, emas sebagai safe haven masih akan menjadi obyek investasi utama di dunia.
“Peluang inilah yang akan semakin memperkuat fundamental Merdeka Copper ke depan,” papar dia.
Selain itu, migrasi masyarakat yang semakin cepat ke ekosistem digital telah memberikan peluang yang semakin besar kepada Tower Bersama sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi.
Sedangkan di sektor konsumer, Deltomed yang memproduksi obat-obatan herbal berhasil mengoptimalkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap produk-produk kesehatan selama pandemi ini.
PT Famon Awal Bros Sedaya, grup rumah sakit Saratoga juga terus mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan Covid-19 melalui penyediaan ruangan khusus untuk pasien Covid-19 serta pelayanan rapid test drive-thru.
“Dalam situasi yang masih akan sangat dinamis dan menantang ini, cost ratio Saratoga terhadap nilai aset bersih yang masih rendah di kisaran 1 persen, akan membantu menjaga performa perseroan untuk tetap solid,” jelas Devin. (ATN) .
Discussion about this post