• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, June 9, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

PLN Galang Asosiasi Geothermal Prancis Kembangkan Proyek Energi Hijau di Indonesia

by Redaksi Asiatoday
April 24, 2023
in Energi Hijau
2 min read
0
Indonesia Punya Cadangan Gas Metana Melimpah, Cukup untuk 800 Tahun

Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Kamojang, Jawa Barat. Selain panas bumi, Indonesia juga bisa memanfaatkan Gas Metana Hidrat untuk Energi Listrik di masa depan. Dok PLN

ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT PLN (Persero) membuka berbagai peluang kerja sama untuk mengembangkan teknologi pembangkit panas bumi (geothermal).

Dalam kunjungan kerjanya di Prancis, PLN bersama Asosiasi Geothermal Perancis melihat langsung ke proyek Geothermal Direct Use di kawasan padat penduduk Geothermie de Bagneux, Paris, Prancis yang dikelola dalam naungan Asosiasi GEODEEP, pada 18 April 2023.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo menjelaskan, saat bertemu dengan GEODEEP, PLN menyampaikan pengembangan strategi dan proyek-proyek Geothermal secara masif untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.

RelatedPosts

Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Filipina Inisiasi Power Integration Project

British International Investment Kucurkan Rp200 Miliar untuk Energi Bersih di ASEAN

Jepang Dukung Penuh Proyek PLTA Kayan di Kalimantan

“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada GEODEEP dan mengajak seluruh perusahaan di bawah asosiasinya untuk bersama-sama berkolaborasi dalam pengembangan Geothermal sehingga membawa manfaat yang besar bagi kedua belah pihak,” kata Hartanto.

Hartanto mengatakan, kunjungan ini sebagai upaya PLN ingin mengembangkan teknologi Geothermal yang dikembangkan GEODEEP ke Indonesia.

“Pertemuan dan kunjungan ini mencerminkan bagaimana PLN ingin mengembangkan teknologi Geothermal yang berkelanjutan yang sudah terbukti di tempat ini. Untuk itu PLN tidak bisa sendirian, semoga dari pertemuan ini dapat saling memberikan manfaat,” ujarnya.

Sementara itu, Vice President GEODEEP Sylvain Brogle menyambut baik pertemuan dengan PLN. Dia berharap Asosiasi Perusahaan di bawah GEODEEP dapat membantu Indonesia untuk mengembangkan teknologi Geothermal dan mengurangi emisi karbon.

“Kami bangga dapat bertemu dengan PLN untuk mendorong pengembangan teknologi Geothermal di Indonesia. Perusahaan yang berada di bawah naungan kami bisa membantu Indonesia untuk dekarbonisasi sekaligus mendukung upaya pemerintah untuk mengembangkan Geothermal di Indonesia,” kata Sylvain.

GEODEEP adalah Asosiasi Perusahaan Geothermal Prancis yang terdiri dari perusahaan besar Geothermal dengan omset penjualan 100 milliar Euro dan memiliki total 300 ribu pegawai. Perusahaan yang tergabung ini memiliki kapasitas kemampuan di antaranya adalah Geothermal Engineering Services, Surface Engineering, Power Plant EPC, Equipment Manufacturing, Drilling Companies dan Integrator Proyek Geothermal.

Dalam kunjungan tersebut, diketahui proyek Geothermal ini berada di tengah-tengah perumahan padat penduduk di Paris. Karena berada di kawasan padat penduduk, pengelolaan proyek ini dilakukan secara profesional guna melindungi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Proyek ini memiliki kedalaman pipa mencapai 1,8 kilometer (km) dan mampu menghasilkan daya sebesar 15 Megawatt (MW). Energi panas yang dihasilkan digunakan sebagai sistem pemanas pada 9.500 rumah penduduk di Balneo and Chatillon, Greater Paris Area, dengan jaringan pipa sepanjang 12 km yang tersebar di kawasan perumahan padat penduduk.

Sejak dibangun pada tahun 2016 dengan total investasi 31 Juta Euro, proyek ini mampu melayani penduduk setempat dengan jangka waktu selama 30 tahun. (ATN)

Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News

Tags: Energi Panas BumiGeothermalGreen Energy
Previous Post

Hubungan Rusia dan Jerman Memanas, Kedua Negara Saling Usir Diplomat

Next Post

ASEAN+3 Didorong untuk Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS

Next Post
Bursa Saham Amerika Rebound, Dolar Kian Perkasa

ASEAN+3 Didorong untuk Kurangi Ketergantungan Terhadap Dolar AS

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Hengkang dari Thailand, Isuzu Alihkan Pabrik Truk ke Indonesia
  • Inggris Tawarkan Dukungan Percepatan Hilirisasi Industri dan EV di Indonesia
  • Indonesia Dipercaya Gelar Pertemuan Pakar Antariksa Kawasan Asia Pasifik
  • Tinggalkan Eropa, Messi Gabung Inter Miami
  • Krisis Energi, Bangladesh Gelap Gulita
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.