ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia masih harus berjuang keras untuk meningkatkan daya saing di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, di masa pandemi Covid-19, pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci kemajuan UMKM Indonesia di masa depan.
SDM unggul berkorelasi erat dengan peningkatan produktivitas kerja dan memenangkan persaingan usaha.
“Produktivitas UMKM ini menjadi isu besar. Kalau kita bandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, atau Vietnam, jumlah UMKM mereka relatif lebih kecil dibandingkan Indonesia tapi produktivitasnya lebih besar dari Indonesia,” kata Teten saat membuka festival kewirausahaan Astra secara virtual, Rabu (21/10/2020).
Menurut Teten, sektor UMKM yang melibatkan 99 persen usaha di Indonesia juga masih perlu mengejar ketertinggalan produktivitas dengan industri besar yang jumlahnya hanya 0,1 persen.
Isu lain yang mesti dicari solusinya adalah dominannya suatu produk di pasaran, tetapi tidak diimbangi dengan penyerapan yang maksimal.
“Masalah produktivitas dan kualitas ini menjadi isu utama UMKM kita. Perlu ditingkatkan agar UMKM kita bisa kompetitif produknya dengan produk-produk lain termasuk juga produk impor,” ujarnya.
Teten memaparkan bahwa peningkatan jumlah entrepreneur di Indonesia sangat perlu dilakukan untuk mendukung tujuan bangsa sebagai negara maju. Idealnya, rasio jumlah penduduk dan kelompok wirausaha minimal 4 persen.
“Sekarang rasio Indonesia baru 3,47 persen dan ini relatif rendah kalau kita bandingkan dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura yang sudah mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen, serta Malaysia sudah mencapai 4,74 persen,” paparnya.
Teten mengungkapkan, pertumbuhan jumlah UMKM Indonesia yang tertinggi di ASEAN, bahkan belum cukup untuk bisa langsung bersaing dengan negara yang UMKM-nya lebih sedikit tapi mampu tumbuh produktif. Dominasi kelompok mikro atau informal di Indonesia mesti segera ditingkatkan levelnya ke skala kecil hingga menengah.
“Tantangan tersebut harus kita respons dengan upaya keras bagaimana menyiapkan UMKM kita yang didukung oleh SDM unggul juga didukung oleh ekosistem yang memungkinkan UMKM kita bisa berkembang, mulai dari dukungan akses pembiayaan, akses pasar, akses pengembangan teknologi produksi, akses pengembangan kewirausahaan dan didukung oleh rantai pasokan yang memadai,” imbuhnya.
Teten menerangkan, arah menuju akselerasi pengembangan UMKM Indonesia telah dituangkan di dalam Undangan-Undang Cipta Kerja. Kemudahan usaha yang dirancang bisa menyambut transformasi dari usaha perorangan menjadi skala ekonomi dengan bantuan teknologi digital.
“Digitalisasi menjadi penting bagi UMKM karena dengan terhubung dengan ekosistem digital, maka sebenarnya UMKM terhubung ke pasar yang lebih luas,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post