ASIATODAY.ID, BOGOTA – Pandemi global wabah coronavirus (Covid-19) memicu protes para narapidana di Bogota, Kolombia.
Aksi protes berujung kerusuhan hingga menewaskan 23 narapidana dan melukai 83 lainnya.
Menteri Hukum dan Keadilan Kolombia, Margarita Cabello Blanco, mengatakan bahwa 32 narapidana telah dilarikan ke rumah sakit. Tujuh sipir penjara juga terluka, dua di antara mereka berada dalam kondisi kritis.
Melansir Guardian, Senin (23/3/2020), Kolombia berencana melakukan penutupan total (lockdown) untuk meredam penyebaran covid-19 mulai Selasa malam mendatang. Sejauh ini, berdasarkan data terbaru Universitas Johns Hopkins pada Senin 23 Maret 2020, jumlah kasus covid-19 di Kolombia mencapai 231 dengan dua kematian.
“Ini adalah hari yang sangat menyedihkan dan menyakitkan,” ujar Cabello Blanco. “Tadi malam, ada percobaan melarikan diri secara massal di penjara La Modelo, dan juga kerusuhan di sejumlah pusat detensi di Kolombia,” lanjutnya.
Sejumlah video mengenai kerusuhan di penjara Kolombia bermunculan di media sosial. Di salah satu video, seorang pria terdengar berteriak dan mengatakan bahwa narapidana “dibiarkan seperti anjing” di tengah pandemi corona.
Cabello Blanco mengatakan, tidak ada satu pun narapidana yang berhasil melarikan diri di tengah kerusuhan.
“Tidak ada masalah kebersihan yang dapat memicu upaya melarikan diri dan kerusuhan ini. Tidak ada satu pun infeksi (covid-19) di dalam penjara,” ungkapnya.
Korban meninggal kedua akibat covid-19 di Kolombia adalah seorang wanita lanjut usia di kota Cali. Kementerian Kesehatan Kolombia mengatakan, wanita itu tertular covid-19 dari anaknya yang baru saja pulang dari Kuba.
Anak dari wanita itu kini mengalami gejala batuk-batuk, sementara suaminya dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan positif mengidap covid-19. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post