ASIATODAY.ID, KAIRO – Mesir pada Kamis (22/12) mengumumkan kenaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin guna meredam inflasi yang melonjak.
Dalam pertemuan pada Kamis, Komite Kebijakan Moneter (Monetary Policy Committee/MPC) di Mesir memutuskan untuk menaikkan suku bunga deposito bank sentral negara tersebut menjadi 16,25 persen dan suku bunga pinjaman menjadi 17,25 persen.
Tingkat inflasi tahunan konsumen perkotaan Mesir “terus meningkat”, naik dari 16,2 persen pada Oktober menjadi 18,7 persen pada November, tingkat tertinggi sejak Desember 2017 ketika angkanya mencapai 21,9 persen.
Perekonomian Mesir sangat terdampak oleh pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina yang menyebabkan meningkatnya biaya impor makanan dan minyak, mengingat negara Arab berpenduduk terbesar tersebut merupakan salah satu pengimpor gandum terbesar di dunia, yang sebagian besar berasal dari Rusia dan Ukraina.
MPC mengatakan bahwa secara global, perkiraan untuk harga komoditas internasional turun tipis dibandingkan dengan perkiraan yang dibuat pada pertemuan MPC sebelumnya.
“Meski demikian, prospek untuk harga komoditas internasional masih belum pasti,” ungkap MPC.
Meningkatnya inflasi di Mesir menyusul dua devaluasi pound Mesir terhadap dolar AS tahun ini, yang terbaru terjadi pada 27 Oktober saat bank sentral Mesir menurunkan nilai pound sekitar 14,5 persen, dan sejak saat itu membiarkannya melemah secara bertahap.
Pekan lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui pinjaman sebesar 3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.594) untuk Mesir selama 46 bulan sebagai paket dukungan untuk membantu negara tersebut dengan reformasi struktural dan ekonomi. (Xinhua)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post