• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • Arabic
  • Chinese (Simplified)
  • English
  • French
  • German
  • Indonesian
  • Korean
  • Norwegian
  • Russian
Saturday, January 28, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Riset Global Claroty Ungkap Dampak Besar Serangan Ransomware di Asia Pasifik

4 dari 5 organisasi di Asia Pasifik terdampak ransomware atau perangkat pemeras, dan lebih dari setengahnya membayar uang tebusan

by Redaksi Asiatoday
February 9, 2022
in News
2 min read
0
Riset Global Claroty Ungkap Dampak Besar Serangan Ransomware di Asia Pasifik 1

Serangan siber. Ilustrasi

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Claroty, hari ini merilis penelitian tentang ‘Situasi Keamanan Siber Industri Global 2021: Ketahanan di Tengah Gangguan’, yang mengungkapkan dampak besar ransomware atau Perangkat Pemeras pada organisasi selama tahun 2021, dengan 80% organisasi di Asia Pasifik terpengaruh oleh serangan perangkat pemeras dan lebih dari setengah (51%) membayar uang tebusan.

Sebuah survei independen terhadap 1.100 profesional keamanan Teknologi Informasi (TI) dan TO (Teknologi Operasional) penuh waktu dilakukan di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia Pasifik, untuk menentukan bagaimana organisasi menghadapi tantangan perangkat pemeras pada tahun 2021, tingkat ketahanan dan prioritas mereka ke depan.

Survei tersebut menemukan bahwa 90% responden Asia Pasifik (90% secara global) telah mempercepat transformasi digital sejak awal pandemi, dengan 48% (52% secara global) melaporkan percepatan tersebut sebagai hal yang signifikan.

RelatedPosts

Utang Rumah Tangga Swedia Tembus Rekor Tertinggi

9 Warga Palestina Tewas dalam Serbuan Militer Israel di Tepi Barat

Kebun Opium Menjamur di Myanmar

“Penelitian kami menunjukkan bahwa keamanan infrastruktur kritis berada pada titik yang sangat penting, di mana ancaman berkembang sangat cepat dan berevolusi, tetapi ada juga minat dan keinginan kolektif yang tumbuh dalam melindungi sistem yang paling penting. Pemimpin keamanan yang ingin membawa program mereka ke arah yang lebih aman, harus memperhitungkan semua sistem siber-fisik dalam praktik tata kelola risiko, mengelompokkan jaringan aset TI dan OT mereka, memperluas praktik keamanan siber TI umum mereka ke perangkat OT mereka, serta secara konsisten memantau ancaman di semua jaringan,” kata CEO Claroty Yaniv Vardi melalui keterangan tertulis, Rabu (9/2/2022).

71% organisasi di Asia Pasifik membayar biaya tebusan sebesar 1 milyar rupiah hingga 14 milyar rupiah ($US100k – $US1.0m), dan 13% membayar 14 milyar rupiah hingga 72 milyar rupiah ($US1.0m – $US5.0m).

Selain itu, 52% organisasi APAC melaporkan peristiwa waktu henti akan menyebabkan hilangnya pendapatan hingga 7 milyar rupiah per jam ($US0.5m), dengan 36% biaya pelaporan yang lebih tinggi lagi sekitar 7 milyar rupiah sampai 72 milyar rupiah.

Secara global, 9% organisasi mengatakan biaya yang ditanggung akan melebihi 72 milyar rupiah per jam. Hanya 5% perusahaan Asia Pasifik yang akan menghadapi biaya tinggi seperti itu.

Namun, laporan tersebut mencatat, “Selama model keuangan terus mendukung pembayaran uang tebusan, ancaman ini akan terus berlanjut. Satu-satunya cara untuk mengurangi risiko adalah dengan memahami bagaimana membuat hyperconnectivity lebih aman. Hal tersebut merupakan kesenjangan dalam proses dan teknologi, beberapa yang telah ada selama bertahun-tahun, sehingga harus diatasi.”

Survei tersebut mengungkapkan, adanya peningkatan investasi yang hampir secara universal dalam keamanan siber, dan penguatan langkah-langkah keamanan siber selama dua tahun terakhir didorong oleh pandemi serta oleh serangan perangkat pemeras tingkat tinggi yang juga sangat merusak pada tahun 2021: pada Colonial Pipeline dan pengolah daging global JBS, serta serangan rantai pasokan SolarWinds.

Serangan perangkat pemeras juga menjadi peringatan bagi banyak korban. Lebih dari separuh responden (52%) di Asia Pasifik mengatakan keamanan siber telah menjadi prioritas yang lebih tinggi setelah serangan tersebut, dan 55% mengatakan anggaran keamanan mereka telah ditingkatkan, dengan 40% mengonfirmasi penerapan kontrol dan proses keamanan siber terbaru dan/atau yang diperbarui sebagai hasil.

Temuan ini menunjukkan bahwa organisasi telah menginternalisasi pelajaran dari serangan siber profil tinggi dan memprioritaskan keamanan siber dengan meningkatkan investasi dan menerapkan proses serta kontrol baru atau yang diperbarui.

Lebih dari separuh responden (90%) mengatakan jajaran C-Level dan dewan direksi organisasi mereka sangat terlibat dalam pengambilan keputusan dan pengawasan keamanan siber, yang menjadi pertanda baik bagi investasi dan prioritas yang berkelanjutan. (AT Network)

Tags: ClarotyCyber CrimeKeamanan SiberRansomware
Previous Post

Mitsubishi dan ITB Perluas Kolaborasi untuk Dorong Dekarbonisasi di Indonesia

Next Post

Indonesia dan UEA Capai Babak Akhir Perundingan IUAE–CEPA

Next Post
Jokowi Minta Putra Mahkota UEA Jadi Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru

Indonesia dan UEA Capai Babak Akhir Perundingan IUAE–CEPA

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Utang Rumah Tangga Swedia Tembus Rekor Tertinggi
  • 9 Warga Palestina Tewas dalam Serbuan Militer Israel di Tepi Barat
  • Kawasan Gurun di Kuwait Berubah Menghijau Usai Diguyur Hujan
  • PBB: SDGs Satu-satunya Cara Menuju Perdamaian yang Bertahan Lama
  • Arkeolog Mesir Temukan Mumi Non Kerajaan Berusia 4.300 Tahun, Begini Wujudnya
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

ArabicChinese (Simplified)EnglishFrenchGermanIndonesianKoreanNorwegianRussian