ASIATODAY.ID, JAKARTA – Facebook, Instagram dan Whatsapp tiba-tiba down secara bersamaan. Penurunan server ketiga aplikasi tersebut terjadi di beberapa negara di dunia, sejak Senin malam hingga Selasa (5/10/2021) pagi.
Sejauh ini belum ada penjelasan resmi tentang hal itu, sehingga memunculkan dugaan telah terjadi sabotase yang canggih sebagai dampak monopoli.
Pihak Facebook telah meminta maaf atas terjadinya penurunan layanan yang terjadi pada aplikasi WhatsApp dan Instagram.
Facebook mengaku telah mengetahui masalah yang terjadi dan mengatakan sedang memperbaikinya, berapa lama lagi WhatsApp dan Instagram bisa online?
Melansir dari Independent.co.uk, perusahaan sering samar dalam memberikan penjelasan mengenai penyebab masalah apa pun. Mereka pun cenderung tak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Pada tahun 2019, misalnya, Facebook mengalami gangguan, sehingga tak bisa digunakan dan pihaknya hanya mengatakan bahwa “memicu masalah” atau “operasi pemeliharaan rutin”.
“Kami menyadari beberapa orang mengalami kesulitan mengakses aplikasi dan produk kami. Kami sedang berupaya agar semuanya kembali normal secepat mungkin, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” tulis Facebook.
Penyebab WhatsApp, Instagram, dan Facebook down telah memunculkan dugaan adanya kesalahan DNS.
Dikutip melalui laman downdetector, ketiga aplikasi tersebut mengalami gangguan di Indonesia dan di berbagai negara seperti Inggris dan Pakistan.
Melalui akun Twitter masing-masing dari ketiga aplikasi tersebut telah memberikan penjelasan terkait gangguan yang dialami terhadap platform mereka.
Dikutip melalui akun Twitter WhatsApp @Whatsapp, mereka mengakui tengah mengalami gangguan dan sedang dalam upaya untuk memperbaikinya.
“Kami menyadari bahwa beberapa orang mengalami masalah dengan WhatsApp saat ini. Kami sedang berusaha untuk mengembalikan semuanya menjadi normal dan akan mengirimkan pembaruan di sini sesegera mungkin. Terima kasih atas kesabaran Anda!,” tulis WhatsApp, Selasa (5/10/2021).
Hal serupa juga diungkap oleh akun Twitter Instagram @InstragramComms.
“Instagram dan teman-teman sedang mengalami sedikit kesulitan saat ini, dan Anda mungkin mengalami masalah saat menggunakannya. Bersabarlah bersama kami, kami siap!#instagramdown,” twit tersebut.
Risiko Monopoli
Gangguan pada aplikasi Facebook, Whatsapp, dan Instagram selama berjam-jam disebut sebagai risiko yang harus dihadapi dalam praktek monopoli. Hal tersebut dikemukakan oleh Senator AS dari Partai Demokrat Alexandria Ocasio-Cortez di akun Twitternya.
Gangguan pada 3 aplikasi sekaligus diakuinya mengindikasikan bahwa praktek monopoli di industri manapun, khusus di industri teknologi dan komunikasi, harus dihapus.
Federal Trade Commission (FTC) telah menggugat Facebook, menuduhnya melakukan strategi antipersaingan dalam membeli perusahaan Instagram dan WhatsApp untuk menjinakkan rival potensial. FTC awalnya menyetujui kesepakatan pembelian tersebut, tetapi kemudian meminta Facebook untuk membatalkannya.
“Jika kelakuan monopoli Facebook diperiksa kembali (Kemungkinan ketika mereka mulai mengakusisi kompetitor seperti Instagram), orang-orang di seluruh dunia yang bergantung pada WhatsApp dan IG untuk komunikasi dan bisnis mungkin akan baik-baik saja sekarang. Pisahkan mereka,” katanya, dilansir dari Bloomberg, Selasa (5/10/2021).
Gangguan teknis selama sekitar 6 jam ini membuat sekitar 2,7 juta penggunanya di sleuruh dunia tidak bisa mengakses ketiga aplikasi ini. Gangguan tersebut juga berdampak di seluruh dunia, termasuk Amerika Latin dimana mayoritas masyarakatnya bergantung pada WhatsApp untuk komunikasi.
“Ini seolah-olah misi monopoli Facebook untuk memiliki, meniru, atau menghancurkan platform kompetitor yang berdampak pada kerusakaan pada masyarakat bebas dan demokrasi. WhatsApp sebelumnya tidak dimiliki Facebook. Aplikasi itu bergerak mandiri dan sukses. Lalu FB takut dan membelinya,” ujar Ocasio-Cortez.
Saham Facebook Rontok
Imbas dari gangguan ini menyebabkan saham Facebook langsung anjlok (-5,73%) di USD 323,34 pada Selasa (5/10) pukul 01:41 WIB.
Saat ini, Facebook tengah menghadapi masalah usai dituduh lebih mementingkan pendapatan daripada menahan ujaran kebencian dan hoax di platform mereka. Keluhan ini membuat anggota parlemen di Eropa menyerukan penyelidikan atas tuduhan tersebut.
Sementara menurut pakar keamanan siber, gangguan ini bisa dipicu oleh kesalahan konfigurasi, yang mungkin bisa terjadi akibat adanya kesalahan di internal.
Di sisi lain, asumsi adanya sabotase dari pihak eksternal juga mungkin bisa jadi salah satu pemicu, dilansir Reuters, Selasa (5/10/2021).
Sementara itu, Bloomberg melaporkan setelah ketiga aplikasi itu down, kekayaan pribadi Mark Zuckerberg langsung drop sekitar USD7 miliar atau setara Rp99,5 triliun.
Hal itu terjadi hanya dalam waktu yang singkat. Kerugian diprediksi bakal terus membesar apabila ketiga aplikasi itu tidak segera menormalkan kembali layanan mereka seperti sedia kala.
Salah satu indikator kerugian itu didapatkan berdasarkan nilai saham yang dimiliki Facebook . Nasdaq Composite Index dari Facebook merupakan salah satu yang mengalami penurunan yang sangat tajam sebesar 2,1 persen di 14,255.48. Dow Jones Industrial Average juga menunjukkan penurunan sebesar 0,9 persen jadi 34,002.92 sementara S&P 500 Facebook jatuh 1,3 persen ke 4,300.46.
Menurut Bloomberg penurunan saham itu mencapai 5 persen. Hal ini makin parah buat Mark Zuckerberg. Pasalnya, sejak pertengahan September lalu sudah mengalami penurunan sebesar 15 persen.
Penurunan saham itu membuat harta kekayaan Mark Zuckerberg terkoreksi menjadi USD120,9 miliar atau setara Rp1.719 Triliun. Penurunan ini membuat posisi Mark Zuckerbeg di Bloomberg Billionaires Index turun ke posisi 5 di bawah Bill Gates.
Dalam catatan Bloomberg Billionaires Index harta kekayaan semula adalah USD140 miliar atau mencapai Rp1.991 triliun.
Tidak hanya rugi secara finansial, derita Mark Zuckerberg bertambah karena dirundung di dunia maya. Lini masa Twitter dipenuhi dengan tanda pagar Mark Zuckerberg serta tiga aplikasi miliknya Facebook, WhatsApp dan Instagram. (ATN)
Discussion about this post