ASIATODAY.ID, JAKARTA – Selain Microsoft, Twitter bahkan perusahaan Oracle yang berminat membeli saham TikTok apabila dilepas ByeDance, kini induk perusahaan Google yaitu Alphabet Inc. juga dikabarkan berminat membeli sedikit saham TikTok.
Mengutip CNET, Senin (24/4/2020), akhir pekan kemarin Alphabet dikabarkan bergabung dalam konsorsium investor Amerika Serikat yang ingin membeli seluruh saham TikTok. Namun, sang induk Google hanya ingin membeli sedikit saham perusahaan China itu sehingga tidak memberikan hak baginya menentukan kebijakan perusahaan TikTok.
Pihak Alphabet atau Google terutama TikTok masih enggan berkomentar atas informasi yang dianggap masih rumor tersebut. Apabila hal ini benar maka setidaknya Google memiliki akses ke data atau peluang beriklan yang ditujukan ke kalangan muda yang jadi basis pengguna TikTok.
Google sendiri telah memiliki platform video berupa YouTube tapi mereka sudah menutup satu-satunya media sosial miliknya yaitu Google Plus. Media sosial memang menjadi kategori aplikasi paling populer namun mengelola konten di dalamnya termasuk sangat sulit.
Tidak semua konten di media sosial dianggap aman namun aksi pemblokiran konten di dalamnya bisa memicu pelanggaran hak kebebasan berpendapat.
Meskipun TikTok dikenal berisi video singkat berupa lip-sync dan menari tapi belakang banyak konten bertema politik yang muncul di dalamnya.
Laporan terbaru yang dikutip tahun ini, TikTok sudah menghpus lebih dari 380.000 video di operasional Amerika Serikat karena berisi ujaran kebencian atau hate speech. TikTok diklaim sudah memiliki lebih dari 100 juta pengguna di negara tersebut. (ATN)
Discussion about this post