ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik perusahaan China, PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) yang beroperasi di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, mendapat sorotan tajam.
Sorotan itu datang dari Wakil Ketua DPRD Morowali Utara, Muhammad Safri setelah terjadi kasus kecelakaan kerja di area smelter PT GNI beberapa waktu lalu.
Menurut Safri, insiden itu perlu diinvestigasi lebih jauh. Tak hanya itu, Safri juga mendesak manajemen perusahaan bertanggungjawab penuh terhadap nasib karyawannya yang mengalami kecelakaan kerja, terlepas kejadian itu akibat kelalaian atau murni kecelakaan kerja.
“Kami sangat menyayangkan insiden kecelakaan kerja tersebut. Ini bukan kejadian sekali atau dua kali di lingkungan PT GNI yang menelan korban jiwa. Karena itu, harus ada investigasi, apakah SOP sudah diterapkan atau tidak. Namun apapun itu, perusahaan harus bertanggungjawab penuh atas kejadian ini,” tegas Safri dalam keterangannya, dikutip Rabu (6/7/2022).
Safri mengungkapkan, kecelakaan kerja semacam harusnya tidak terjadi jika aspek keselamatan dan keamanan dipenuhi oleh perusahaan.
“PT GNI wajib patuh dan bersungguh-sungguh mematuhi aturan pemerintah. Jika tidak, maka perusahaan akan dikenakan sanksi administratif hingga pencabutan izin operasi,” tegasnya.
Selain manajemen PT GNI, Safri juga mendesak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Morowali Utara agar lebih memaksimalkan fungsi pengawasannya.
“Pengawasan Disnakertrans harus lebih maksimal, jangan ada laporan baru turun ke lapangan. Seharusnya mereka lebih berperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan melakukan edukasi ke perusahaan-perusahaan yang ada di daerah ini,” tandas Safri.
Diresmikan Presiden Jokowi
Sebagai referensi, smelter PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo, Senin (27/12/2021) lalu. Smelter PT GNI ini memiliki kapasitas produksi lebih dari 1 juta ton per tahun.
“Hari ini kita melihat segera, akan kita resmikan smelter yang menghasilkan feronikel. Bayangkan, kalau kita hanya ekspornya dengan bahan mentah,” kata Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik tersebut di kawasan Virtue Dragon Industrial Park (VDIP), Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (27/12/2021) lalu.
Presiden pun mengapresiasi PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang telah membangun pabrik smelter nikel.
Presiden menuturkan nilai tambah nikel yang dihasilkan dari smelter tersebut meningkat hingga 14 kali lipat dibanding bahan mentah bijih nikel.
“Ini akan memberikan nilai tambah yang tidak sedikit dari bijih nikel yang diolah menjadi feronikel. Ini akan memberi nilai tambahnya meningkat 14 kali,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan terus berupaya menghentikan ekspor bahan mentah, dengan menerapkan hilirisasi industri di dalam negeri.
Setelah penghentian ekspor bahan mentah nikel, kata Presiden, Indonesia akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit.
“Tahun depan akhir, saya sudah berikan pemanasan terlebih dahulu setop bahan mentah bauksit. Tahun depannya lagi akan kita setop lagi untuk minerba yang lainnya,” kata Presiden Jokowi.
Dengan begitu, kata Presiden Jokowi, mau tidak mau, pelaku industri dan investor akan mendirikan pabrik di Indonesia. Jika hilirisasi terus digencarkan, maka Indonesia mendapat banyak manfaat seperti peningkatan penerimaan pajak, perluasan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga devisa.
“Sehingga kita tidak ekspor lagi yang namanya bahan mentah yang sudah berpuluh-puluh tahun yang kita lakukan tanpa memberi nilai tambah yang besar kepada negara,” tegas Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Founder PT GNI, Tony Zhou Yuan mengungkapkan GNI merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia di bidang hilirisasi minerba, dan menginvestasikan sekitar USD3 miliar dolar untuk kebutuhan produksi dan penunjangnya.
Dalam investasi ini, PT GNI akan membangun 24 lini produksi feronikel dan PLTU berkapasitas sekitar 1.115 MW, total kapasitas 2 juta metric ton.
PT GNI mengadopsi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) paling mutakhir dan ramah lingkungan di dunia, dengan kadar produksi Nickel Pig Iron (NPI) yang memiliki kadar nikel 10-12 persen. (ATN)
Discussion about this post