ASIATODAY.ID, MOSKWA – Empat pembeli Eropa telah melakukan pembayaran suplai gas Rusia menggunakan rubel, memenuhi permintaan Presiden Vladimir Putin.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (27/4/2022), informasi tersebut berasal dari sumber anonim yang memiliki kedekatan dengan Gazprom PJSC.
Kendati pembeli lainnya menolak mengikuti persyaratan dari Kremlin, kelanjutan pemangkasan kemungkinan tidak akan terjadi setelah Polandia dan Bulgaria hingga pertengahan kedua pada Mei, saat pembayaran berikutnya jatuh tempo.
Sebanyak 10 perusahaan Eropa telah membuka rekening di Gazprombank untuk memenuhi permintaan pembayaran Rusia, kata sumber tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Gazprom telah menutup aliran gas ke Polandia dan Bulgaria karena mereka menolak melakukan pembayaran menggunakan rubel.
Rusia mengatakan keputusan itu tidak melanggar kebijakan sanksi yang dikenakan Uni Eropa (UE).
Hingga saat ini, Rusia memberikan pasokan gas kepada 23 negara di Eropa.
Moskow menuntut Uni Eropa menggunakan rubel dalam pembayaran gas setelah blok ini memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas operasi militernya ke Ukraina.
Namun, UE mengatakan bahwa mekanisme yang diusulkan Kremlin akan melanggar sanksi.
Perlu diketahui, Presiden Putin menyatakan pada akhir Maret bahwa pembeli gas dari Rusia harus membuka dua rekening bank. Satu rekening untuk mata uang asing dan yang lainnya di Gazprombank untuk mata uang rubel.
Bank Rusia akan mengonversi pembayaran menggunakan mata uang asing menjadi rubel sebelum mentransfernya ke Gazprom PJSC, perusahaan gas plat merah Rusia. (ATN)
Discussion about this post