ASIATODAY.ID, BEIJING – Sebuah tambang emas di China bagian timur meledak. Dua belas pekerja tambang yang terjebak di bawah tanah masih dalam kondisi hidup hingga Minggu (17/1/2021). Para pekerja mengungkapkan kondisi mereka melalui sebuah pesan tertulis yang sudah diterima petugas penyelamat di lokasi kejadian.
Total 22 pekerja terjebak di bawah tambang Hushan di provinsi Shandong usai terjadinya ledakan pada 10 Januari lalu. Insiden tersebut baru dilaporkan sekitar 30 jam usai kejadian, yang berujung pada pemecatan dua pejabat setempat.
Kantor berita Xinhua tidak memaparkan lebih jauh mengenai apa pesan yang dituliskan para pekerja. Namun beberapa petugas mengaku merasakan adanya tarikan dari tali yang dijulurkan ke area bawah tanah di lokasi tambang.
Masih dari laporan Xinhua, kondisi dari 10 pekerja tersisa masih belum diketahui. Minggu kemarin, beberapa petugas keamanan memukul-mukul pipa penggali untuk memastikan ada tidaknya kehidupan, Suara pukulan balasan terdengar dari bawah tanah.
Dilansir dari Guardian pada Senin (18/1/20210, sistem komunikasi pekerja di tambang Hushan rusak dalam ledakan. Sementara pintu masuk ke area tambang tertutup puing, dan lambannya pelaporan insiden mempersulit upaya evakuasi dan penyelamatan.
Tambang Hushan dimiliki perusahaan Shandong Wucailong Investment Co. Zhaojin Mining Industri Co, perusahaan tambang emas terbesar keempat di China, menyebut Shandong Wucailong sebagai “anak perusahaan dari sebuah rekan kerja.”
Kecelakaan tambang merupakan hal umum di China, negara yang tercatat memiliki rekam jejak buruk dalam industri pertambangan. Kecelakaan biasanya diakibatkan lemahnya regulasi atau kelalaian petugas.
Pada Desember tahun lalu, 18 pekerja tewas dalam insiden kebocoran gas karbon monoksida di sebuah tambang di kota Chongqing. (ATN)
Discussion about this post