ASIATODAY.ID, JAKARTA – Terobosan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia dalam memberantas dan mencegah korupsi jadi referensi di forum regional antikorupsi Asia Tenggara.
Hal itu tidak terlepas dari kemampuan diplomasi Ketua KPK, Firli Bahuri di forum tersebut.
Menurut Ketua Presedium UN World Citizens’ Initiative (UNWCI) Indonesia Campaign, Yudi Syamhudi Suyuti, pidato Ketua KPK Firli Bahuri memiliki daya tawar cukup kuat dalam forum tersebut.
Hal itu terlihat dari beberapa poin pidato Filri yang diakomodir dalam rekomendasi yang dihasilkan forum tersebut, yakni Recommendations from the Regional Southeast Anti-Corruption Conference for Law Enforcement Professionals in Southeast Asia.
“Tanpa menafikan perwakilan negara lain, juga perwakilan KPK yang terlibat langsung di sana, saya kira hampir semua poin pidato Ketua KPK diakomodir dalam rekomendasi tersebut,” kata Yudi, Jumat (2/9/2022).
Setidaknya terdapat dua hal penting yang disampaikan dalam pidato Firli beberapa waktu lalu.
Pertama, penguatan kerja sama pemberantasan korupsi antarnegara di Asia Tenggara.
Kedua, kerja sama pemulihan aset perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU).
“Untuk TPPU, Firli misalnya menekankan kerja sama pertukaran data dan informasi intelijen, termasuk penyelidikan paralel, juga investigasi dan penuntutan lintas yuridiksi. Semuanya masuk,” ujarnya.
Menurut Yudi, ada satu kelebihan dalam pidato Firli yang sulit dinafikan perwakilan negara lain pada forum tersebut.
Firli mendasarkan kerangka pidatonya pada pengalaman faktual keberhasilan KPK dalam kerja sama antarnegara.
“Jadi dia berangkat dari best practice yang bisa dijadikan role model kerja sama, misalnya kerja sama KPK dengan FBI dan Departemen Kehakiman AS di mana KPK berhasil selamatkan US$ 5,9 juta,” jelas Yudi.
Berangkat dari pengalaman keberhasilan itu, ditambah dengan beberapa data pendukung, ia menyebut pidato Firli mampu meyakinkan peserta dari negara lain.
“Retorikanya juga bagus, mengutip Paus Francis dan Albert Einstein dalam menggugah semua peserta untuk perang bersama melawan korupsi,” tegasnya.
Yudi berharap, hasil rekomendasi bisa ditindaklanjuti oleh masing-masing lembaga yang terkait dengan antikorupsi di negara-negara Asia Tenggara sehingga kerja sama pemberantasan korupsi makin efektif.
Dengan demikian, kerja pemberantasan korupsi khususnya dalam upaya pengembalian aset negara akan makin optimal.
“Karena korupsi musuh semua negara, dan asset recovery ini pasti juga jadi kehendak semua negara,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post