ASIATODAY.ID, BALI – Indonesia kembali menunjukkan peran dan kepemimpinan global dalam pengembangan kerja sama internasional ekonomi kreatif.
Hal itu terwujud pada penyelenggaraan The 3rd World Conference on Creative Economy di Bali, 6 – 7 Oktober 2022, yang dihadiri lebih dari 800 peserta secara fisik dan 200 peserta secara online.
Delegasi berasal dari 54 negara, di antaranya pejabat setingkat Menteri dari 7 negara sahabat, Sekjen Developing-8, Sekjen Indian Ocean Rim Association (IORA) dan perwakilan dari beberapa Organisasi Internasional.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada acara tersebut menggarisbawahi bahwa resesi ekonomi global saat ini justru menjadi kesempatan bagi ekonomi kreatif untuk unjuk diri sebagai alternatif solusi.
Presiden juga menegaskan bahwa Indonesia akan terus membangun sektor ekonomi kreatif demi mewujudkan visi sebagai salah satu pemain ekonomi kreatif utama dunia di tahun 2030.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi pada Ministerial Meeting menyampaikan, pentingnya kerja sama internasional memajukan ekonomi kreatif melalui 3 hal yakni, meningkatkan daya saing melalui pembiayaan inovatif dan teknologi digital, memperluas akses ke pasar global, dan sinergi antar organisasi internasional dalam capacity building, pertukaran pengalaman dan perbaikan data.
Menlu juga mengajak komunitas internasional menindaklanjuti kesuksesan implementasi Resolusi PBB tentang Penetapan Tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang digagas Indonesia, dengan menempatkan ekonomi kreatif sebagai bagian penting dari percepatan pemulihan ekonomi global dan pencapaian SDGs.
Ministerial Meeting yang dipimpin oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan didampingi oleh Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu Tri Tharyat, berhasil menyepakati dokumen akhir berjudul “Bali Creative Economy Roadmap 2022,” yang terdiri dari 16 langkah aksi penguatan ekonomi kreatif, di antaranya
Pertama, penguatan kontribusi ekonomi kreatif pada SDGs; Kedua, pendirian center of excellence; Ketiga, transformasi digital; Keempat pemanfaatan kekayaan intelektual; Kelima, penyiapan skill dan pengetahuan; dan Keenam, perlindungan sektor informal.
Roadmap diharapkan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah dan pemangku kepentingan terkait di berbagai negara dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Para delegasi mengapresiasi inisiatif penyelenggaraan WCCE dan peran aktif diplomasi Indonesia dalam pengarusutamaan kerja sama ekonomi kreatif global. Beberapa negara dan organisasi regional bahkan berkeinginan terus berkonsultasi, bersinergi, dan belajar dari Indonesia untuk membangun sektor ekonomi kreatif.
Kementerian Luar Negeri akan terus aktif mempromosikan kerja sama ekonomi kreatif internasional, di antaranya melalui promosi sektor-sektor unggulan ekonomi kreatif ke pasar internasional, tindak lanjut kerja sama capacity building dengan WIPO, pengajuan Resolusi kedua tentang ekonomi kreatif pada Sidang Majelis Umum PBB, dan rencana penyelenggaraan ASEAN Creative Economy Business Forum II dalam rangkaian Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023. (ATN)
Discussion about this post