ASIATODAY.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai transaksi perbankan digital tahun ini mencapai Rp48.000 triliun, tumbuh 22% di atas proyeksi tahun ini.
Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional dan meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap digitalisasi.
“Transaksi e-commerce mencapai Rp530 triliun, bahkan transaksi perbankan digital tumbuh lebih fantastis, yakni mencapai Rp48.000 triliun,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan BI, Rabu (24/11/2021).
Transaksi digital banking ini meningkat 22,6% dari proyeksi transaksi digital banking tahun ini yang mencapai Rp39.130 triliun. Sedangkan transaksi uang elektronik di tahun depan diperkirakan akan mencapai Rp337 triliun.
Menurut Perry, pemulihan ekonomi tahun 2022 akan berjalan lebih seimbang di tingkat global, seiring meredanya Covid-19, pembukaan sektor tertentu, dan realisasi beberapa stimulus kebijakan moneter Bank Indonesia.
Untuk kinerja ekonomi dalam negeri, bank sentral memproyeksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,7%-5,5% pada tahun 2022. Di tahun 2021, ekonomi diproyeksi tumbuh 3,4%-4%.
“Sinergi dan inovasi, kunci untuk bangkit dan optimis. Ekonomi Indonesia akan pulih tahun depan. Inilah semangat BI untuk terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, OJK, LPS, dan perbankan,” jelasnya.
Selain itu, bank sentral juga proyeksi konsumsi dan investasi meningkat, didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.
Kemudian percepatan vaksinasi dan pembukaan kembali 24 subsektor prioritas, di antaranya makanan dan minuman, industri kimia, otomotif, karet, logam dasar, kertas, TPT dan alas kaki, serta UMKM.
“Ini sangat penting agar imunitas massal segera tercapai, dan lebih banyak sektor dibuka kembali agar ekonomi kembali pulih dan dalam jangka panjang pertumbuhan lebih tinggi menuju Indonesia maju,” tandas Perry. (ATN)
Discussion about this post