ASIATODAY.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi meninggalkan gedung putih.
Gedung Putih pun merilis pidato perpisahan Trump dalam sebuah video berdurasi 20 menit. Video tersebut dirilis sehari sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden, yang rencananya tidak akan dihadiri Trump.
Dalam pidatonya, Trump meminta masyarakat mendoakan pemerintahan baru tanpa menyebut nama Biden.
“Minggu ini, kita melantik pemerintahan baru dan berdoa untuk keberhasilannya dalam menjaga keamanan dan kemakmuran Amerika,” kata Trump.
“Kami menyampaikan harapan terbaik dan kami juga berharap mereka beruntung, kata yang sangat penting,” imbuhnya.
Trump menolak menawarkan konsesi penuh kepada Biden, yang memenangkan pemilihan 3 November dengan 306 suara dari Electoral College. Dia tidak akan bertemu dengan Biden sebelum pelantikan pada Rabu (20/1) pukul 12.00 waktu setempat dan berencana terbang ke Florida, tempat dia diperkirakan akan tinggal setelah masa jabatannya usai di Gedung Putih.
“Bahaya terbesar yang kita hadapi adalah hilangnya kepercayaan pada diri kita sendiri, hilangnya kepercayaan pada kebesaran nasional kita,” ujar Trump.
“Amerika bukanlah bangsa berjiwa jinak pemalu yang perlu bersembunyi dan dilindungi dari orang-orang yang tidak kita setujui.”
Dalam pidato tersebut, Trump juga membahas aspek kepresidenannya yang dia banggakan.
“Kami melakukan apa yang ingin kami lakukan di sini dan lebih banyak lagi,” katanya.
“Saya menjalani pertempuran yang sulit, pertarungan yang paling sulit, pilihan yang paling sulit, karena itulah yang Anda pilih untuk saya lakukan.”
Trump mencatat kesepakatan perdamaian Timur Tengah yang ditengahi pemerintahannya dan memuji agenda kebijakan luar negerinya. “Kami merevitalisasi aliansi kami dan mengumpulkan negara-negara di dunia untuk melawan China tidak seperti sebelumnya,” tuturnya.
“Saya sangat bangga menjadi presiden pertama dalam beberapa dekade yang tidak memulai perang baru.” Trump pun mengakui dia lambat menghukum kekerasan di Capitol pada 6 Januari lalu.
“Semua orang Amerika takut dengan serangan di Capitol. Kekerasan politik adalah serangan terhadap segala sesuatu yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi,” katanya.
Pesiden tersebut menyiratkan bahwa gerakannya akan terus berlanjut meski mantan penasihatnya meramalkan Trump telah kehilangan masa depan politiknya usai kerusuhan Capitol.
“Sekarang, saat saya bersiap menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan baru pada siang hari Rabu ini. Saya ingin Anda tahu bahwa gerakan yang kami baru saja dimulai,” kata Trump.
“Saya pergi dari tempat yang megah ini dengan hati yang setia dan gembira serta semangat optimis, dan keyakinan tertinggi bahwa untuk negara kita dan untuk anak-anak kita, yang terbaik masih akan datang,” tandasnya. (The Guardian/CNA)
Discussion about this post